KKCTBN 2013 atau sering juga disebut Roboboat 2013 merupakan kontes yang diselenggarakan untuk menguji kreativitas mahasiswa dalam mendesain badan kapal, menetapkan prinsip engine matching dan merancang sistem otomasinya. Sistem penilaian kontes diberikan berdasarkan penguasaan medan atau lintasan yang dilalui oleh kapal.
Kegiatan KKCTBN tahun ini merupakan kali kedua digelar. Sebelumnya, gelaran ini dilaksanakan di Universitas Diponegoro (Undip). Sedangkan tahun ini Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi secara resmi menunjukan ITS sebagai penyelenggara.
Ada tiga katagori yang dilombakan. Pertama adalah katagori Kapal Autonomous. Dalam kelas ini, setiap peserta harus bisa membuat sebuah kapal yang mampu bergerak secara otomatis sehingga sistem sensor sangat dibutuhkan di dalamnya.
Kategori dua dan ketiga adalah kapal cepat yang digerakkan dengan menggunakan remote control. Perbedaannya hanya terletak pada bahan bakar serta model lintasan yang akan dilalui. Pada katagori dua, bahan penggerak yang digunakan adalah baterai sedangkan kategori tiga, kapal cepat harus dibuat dengan peralatan mesin berbahan bakar (fuel engine) seperti menggunakan metanol.
Ketua panitia KKCBN 2013, Wing Hendroprasetyo AP MEng mengatakan, tujuan penyelenggaraan kontes ini adalah untuk menumbuhkan kreativitas mahasiswa dalam bidang rancang bangun kapal. Lewat kegiatan ini, mahasiswa juga diharapka bisa merencanakaan sistem penggerak dan juga otomasi sistem navigasi pada kapal yang mereka buat.
Terdapat 30 tim terbaik dari 78 tim yang mendaftar. Mereka berasal dari berbagai universitas yang berbeda di seluruh Indonesia. Seluruh tim akan dibagi dalam tiga katagori. Masing-masing katagori akan terdiri dari sepuluh tim. ”Setiap katagori akan mengarungi lintasan,” jelas Wing.
Wing mengatakan, ada beberapa perbedaan sistem lomba dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Tahun lalu, beberapa komponen kapal harus dibatasi tetapi tahun ini dibebaskan. Menurutnya, ini akan meningkatkan kreativitas peserta."Tahun lalu untuk baterai hanya dibatasi satu, sekarang jumlahnya bebas," jelasnya.
Begitu juga dengan ukuran kapal. Menurutnya dimensi kapal tidak harus ditentukan. Mereka dituntut bisa membuat kapal yang cepat dengan kemampuan manuver yang baik. "Asalkan itu tetap berbentuk kapal," imbuh Wing.
Dalam perlombaan nanti, setiap kapal harus bisa melalui berbagai lintasan yang telah ditentukan. Tak hanya itu, akurasi waktu juga sangat menentukan. "Jika kapal menabrak rintangan, maka nilainya akan dikurangi," kata dosen jurusan Teknik Perkapalan tersebut.
Sedangkan untuk penyelenggaraan sendiri, ia memastikan semua panitia akan siap menjalankan tugasnya masing-masing. Semuanya telah disiapkan dengan baik. Menurutnya kendalanya hanya terdapat pada pasang surut air laut. Pasalnya, kapal akan berlomba jika dalam pasang naik. "Semoga juga tidak hujan. Soalnya,kalau hujan kita tidak bisa melanjutkan," ujarnya. (guh/ran)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,