Hal tersebut disebabkan konsumsi ikan di Jawa Timur masih mencapai 30 kilogram per jiwa dalam 1 tahun. Berbeda dengan konsumsi ikan di Indonesia timur yang telah mencapai 45 kg per jiwa dalam 1 tahun.
Untuk menunjang peningkatan konsumsi ikan, Jawa Timur sendiri telah mengadakan gerakan 1000 Hari untuk Kehidupan dengan sasaran para ibu hamil. Selain itu, juga diadakan lomba gemar ikan yang disasarkan kepada anak-anak sekolah dasar. "Di Jatim sudah dicanangkan setiap tanggal 17 para anak diwajibkan memakan ikan, yang juga menjadi tanggal gemar ikan internasional," ujar Daniel.
Lebih lanjut, Daniel mengatakan buruknya konsumsi dan sistem logistik ikan di Jatim tidak dapat hanya diatasi dengan program-program yang sudah digalakkan. Sistem ini memerlukan perombakan dengan melibatkan berbagai pihak seperti pengusaha, nelayan dan pemerintah. Hal tersebut untuk memastikan ikan di Jatim sesuai dengan jenis, jumlah, dan mutu pada waktu dan tempat yang tepat bagi sekian persen warga Jatim untuk hidup sehat dan produktif secara berkelanjutan.
Sementara itu, Iwan Vanany ST MT PhD lebih menyoroti soal pemeliharaan kualitas ikan tangkapan. Menurutnya, banyak nelayan Jatim yang masih rugi. ”Biasanya pendinginan ikan di tempat peyimpanan menggunakan es. Jika tangkapan tangkapannya sedikit sedangkan bongkahan es yang dibeli terlanjur banyak, mereka bisa rugi ratusan ribu," lanjut Iwan. (m6/ran)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,