Letak geografis Indonesia yang strategis, berada di antara Samudera Hindia dan Pasifik, tampaknya tak hanya sebagai peluang. Tapi juga menjadi ancaman tersendiri. Pasalnya, hal ini lebih mempermudah kapal-kapal asing untuk masuk ke wilayah NKRI. "Apalagi 90 persen perdagangan besar dilakukan di sektor laut," ujarnya.
Dalam acara yang digelar oleh Jurusan Teknik Kelautan ITS tersebut, Ade mengatakan, laut Indonesia telah menjadi salah satu jalur perdagangan terbesar di dunia. Dengan ramainya perdagangan, praktis akan membuat perekonomian semakin meningkat. Di samping itu, juga akan memberikan kesejahteraan tersendiri bagi masyarakat pesisir. "Namun juga perlu diingat bahwa itu semua akan mengancam SDA kita," jelas Arsena Kasal TNI AL ini.
Di tahun 2015 nanti, Indonesia juga akan menghadapi Asean Economy Comunity (AEC). Dengan demikian, setiap negara di Asia Tenggara akan bebas mengadakan perdagangan di negara-negara anggota Asean. "Jika tidak waspada, ini sangat bahaya," ujar pria yang juga menjadi Laksamana Muda TNI AL ini.
Ia mengatakan, TNI telah menyiapkan strategi untuk menangkal ancaman yang nantinya akan datang. Yaitu dengan pencegahan niat-niat buruk bagi kapal-kapal asing yang masuk ke wilayah NKRI. Selain itu, keberadaan TNI AL di wilayah-wilayah yang di anggap rawan akan dipertahankan. Dan yang terakhir, mengadakan operasi preventif.
Menurutnya, hal itu perlu dilakukan agar keutuhan NKRI tetap terjaga. "Apalagi sekarang banyak terorisme yang sudah meneror di lautan. Contohnya di Somalia," kata Ade. Oleh sebab itu, TNI sangat membutuhkan alat utama sistem pertahanan atau yang biasa disebut dengan Alu Sista.
TNI juga membutuhkan kekuatan dan teknologi yang canggih. Namun untuk mewujudkan hal itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pasalnya pembuatan alat-alat canggih juga membutuhkan waktu yang cukup lama, disamping biaya yang dibutuhkan juga relatif besar.
Ia pun berharap agar Alu Sista bisa dibuat di dalam negeri, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang RI nomor 16 tahun 2012. Tetapi permasalahannya, beberapa suku cadang yang dibutuhkan tidak tersedia di dalam negeri. Sehingga beberapa alat tersebut harus diimpor dari luar negeri. "Memang dalam undang-undang itu tidak masalah.Namun kalau kita bisa buat sendiri kenapa tidak?" ujar Ade.
TNI AL juga sangat mendukung jika industri pertahanan di dalam negeri terus ditingkatkan. Pasalnya, industri ini memiliki peraan yang sangat penting. Tak hanya bagi TNI, tetapi juga bagi negara Indonesia. "Industri itu sudah banyak, hanya kurang pada pengembangannya," pungkasnya. (guh/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung