Tiga tim tersebut ialah Dus Duk Duk yang menyabet juara pertama, RedBlood pada posisi kedua, dan Institut Lele pada posisi ketiga. Padahal, kompetisi yang dihelat dengan tema Kreativitas Jiwa Muda dalam Inovasi Bisnis Menuju Kemandirian Bangsa ini berhasil menjaring peserta dari seluruh Indonesia. Ada yang berasal dari Universitas Indonesia (UI), Universitas Gadjah Mada (UGM), Institut Teknologi Telkom (IT Telkom), dan sebagainya.
Dari pendaftar dengan bisnis baru atau sudah berjalan kurang dari enam bulan, diambil 25 besar yang diberi kesempatan mengirimkan perwakilannya mengikuti workshop entrepreneur, Sabtu (16). Kemudian, diambil 15 besar proposal yang memenuhi kriteria kelayakan bisnis. ”Kami juga tidak menyangka jika kemudian yang lolos ke tahap final adalah empat tim dari ITS, dan hanya satu dari UA,” tutur Emilia Yulisita, Ketua Pelaksana.
Proposal yang lolos hingga tahap final dinilai cukup tinggi kelayakan bisnisnya, lebih ke arah prospeknya ke depan. Bisnis Blood Bank Information System (Bloobis) milih Yogantara S. Dharmawan dan Adhika Pratomo misalnya. Bisnis mereka baru sebatas pada ide yang siap untuk diluncurkan untuk terjun ke bisnis, namun belum sampai tahap realisasi.
Juara pertama Dus Duk Duk, merupakan bisnis yang baru dimulai bulan April lalu. Meski bisnis ini tergolong belum settle tapi juga memiliki prospek ke depan yang kelayakannya tinggi dengan nilai kreativitas. Annger Diri Wiranata mengatakan produk-produk dari Dus Duk Duk tidak hanya meja dan kursi, merka juga mengembangkan produk mereka ke ranah furnitur.
Misalnya desain interior, hiasan dinding, packaging untuk kaos dan sepatu, Siluett dan jam tematik. “Untuk masalah desain interior kami melakukan dekorasi ruangan untuk pesta ulang tahun dan photobox,†papar mahasiswa Despro angakatan 2009. Produk Siluett misalnya, produk ini merupakan inovasi yang baru dibidang interior. Jika yang ada biasanya lukisan wajah dibuat di atas kanvas, maka mereka membuatnya dari media kardus. ”Agar terlihat apik kita beri frame, dan gantungan agar bisa dipajang,†ungkapnya.
Satu buah Siluett dijual dengan harga Rp 100 ribu. Selain itu, mereka juga membuat jam tematik. Bukan jam biasa, jam ini mengangkat tema kota Surabaya, Paris, Bandung dan beberapa tema lainnya. Yang terbaru, tim Dus Duk Duk akan mengeluarkan produk untuk permainan anak. Seperti catur dan ular tangga. “Mainan tersebut bisa dibuat menggunakan dus,†tambah mahasiswa bertubuh jakung ini.
Produk kursi Dus Duk Duk ini dibandrol dengan harga rata-rata Rp 175 ribu. Harga itu belum di finishing dan dekorasi. Harganya bisa naik sesuai dengan permintaan desain dari pelanggan. M Arief Susanto mengatakan strategi bisnis ini dilihat dari strategi pemasaran, startegi keuangan, peluang bisnis keberlanjutan dan omset yang signifikan. (fin/m13/fz)