Menurut Dr Kartika Nuswantara MPd, Ketua UPT Pusat Bahasa ITS acara ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman dan kemampuan berinteraksi mahasiswa dengan masyarakat internasional. ”Lebih dari itu, acara ini mengajak mahasiswa untuk lebih mengenal budaya berbagai negara,” ujar Kartika.

Beragam budaya tampil secara bergantian. Tari Remo menjadi pertunjukan pertama untuk membuka acara. "Tari Remo dipilih karena merupakan tari khas dari Jawa Timur," lanjut Kartika.

Selain tari Remo, kebudayaan Indonesia lain yang ditampilkan adalah Tembang Sakral Jawa yang dibawakan langsung oleh Ismadi, salah satu seniman Indonesia. Ismadi sengaja diundang untuk memancing para mahasiswa untuk tetap melestarikan budaya Jawa.

Pertunjukan seni budaya luar negeri juga tak kalah menarik. Keindahan tarian Yosakoi dari Jepang mampu membuai penonton. "Yosakoi adalah salah satu masterpiece kami. Grup ini didirikan oleh mahasiswa pecinta budaya Jepang," tutur Kartika yang saat itu juga mengenakan baju khas Jepang, Kimono.  

Salah satu penari Yosakoi, Zulkarnain, mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk mempelajari bahasa adalah mempelajari budayanya. Mahasiswa asal Palembang ini juga menjelaskan bahwa Tari Yosakoi yang ia bawakan adalah gabungan dari Tari Bali dan Tari Jepang.

Pertunjukan seni budaya juga dimeriahkan oleh pembacaan puisi dari Jerman dan juga telling story dari Cina. Ditemui seusai acara, Yolanda Putri Yudha selaku pembaca puisi berjudul Abchied ini mengaku cukup puas dengan penyelenggaraan acara ini. "Bahasa Inggris memang penting, tapi belajar bahasa asing lainnya itu juga penting," ujar mahasiswi yang telah menempuh kursus bahasa Jerman selama tiga tahun ini.

Pengenalan budaya asing dalam acara ini tidak hanya melalui pertunjukan. Bazar makanan digelar dengan berbagai menu khas dari negara lain. Menu yang disajikan adalah pizza, takoyaki, bruschetta, spaghetti, cartafle salad, dan mie ayam. (m2/m11/ran)