Boneka yang diberi nama Puppetry ini bisa dijadikan alat untuk melatih daya ingat dan motorik para siswa. Menurut wanita yang berasal dari Afrika Selatan ini, metode ini bisa mempermudah guru dalam mengajar. "Bisa semakin mempermudah lantaran suasana pembelajarannya seperti bermain di dunia fantasi," cetus wanita berambut pendek ini.
Kecenderungan anak-anak untuk memilih belajar dengan kondisi yang menyenangkan seperti bermain ini menjadi latar belakangnya. Karena dapat menambah rasa penasaran sang anak. Tidak hanya terbatas dengan penggunaan boneka, penampilan boneka juga perlu diperhatikan. "Desain dan warna bonekannya juga menentukan. Penelitian mengenai bentuk dan model warna yang mempengaruhi juga harus terus dikembangkan," papar akademisi TUT Departement of Entertainment Technology, Afrika Selatan ini.
Lantas ia menjelaskan perihal cara memperagakan boneka tersebut. Nantinya, boneka tersebut dipegang oleh sang guru. Kemudian bapak atau ibu guru memperagakan boneka tersebut seolah-olah boneka tersebut yang mengajar para siswa.
Meskipun terlihat mudah, tetapi Anre tetap mewanti-wanti agar guru yang menggunakan metode ini supaya belajar terus-menerus. "Keterampilan guru dalam mengajar dan menggunakan metode ini mutlak dibutuhkan supaya persiapan pembelajaran anak-anak bisa lebih baik," jelas wanita yang mengaku baru pertama kali berkunjung ke Indonesia ini.
Saat dimintai keterangan lebih jauh, Anre menyebutkan jika metodenya ini telah hampir dipakai di sebagaian besar sekolah-sekolah dasar di Afrika Selatan. Tercatat tak kurang ada sekitar seribu guru sudah mengadopsi caranya. "Sepertinya akan berkembang terus, mengingat anak-anak Afrika Selatan banyak yang menyukai boneka," jelasnya.
Ia pun berpesan jika ada yang ingin menggunakan metode ini di tempat institusi masing-masing, maka hendaknya memulai dengan hal kecil dahulu. "Pertama memang kadang agak susah, tetapi kalau bisa telaten, ia akan menjadi lebih besar di masa depan dari yang kita bayangkan sebelumnya," pungkas wanita berkulit putih ini.
ICCI sendiri merupakan acara yang digelar oleh Jurusan Desain Produk ITS. Acara ini ingin menunjukkan bahwa industri kreatif yang tumbuh dengan cepat dapat dilakukan dengan melalui berbagai aspek keidupan manusia. Contoh dari topik yang dibahas dalam acara ini adalah seni visual, film, penampilan seni, advertising, dan sebagainya (akh/nir)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,