Agus terlihat percaya diri saat mempresentasikan disertasi yang berjudul Forkasting Beban Jangka Pendek Menggunakan Teknik Autoregressive Composition Fuzzy Forecasting (ARCF). Dia cukup tenang menyampaikan detail penelitian itu dihadapan dosen penguji. Hadir pula pejabat dari Universitas Udayana pada kesempatan ini.
Setelah dia memaparkankan hasil penelitian selama 20 menit, tim penguji mengajukan sejumlah pertanyaan. Pria asal Bali ini pun menjawab dengan meyakinkan. Karena itu, promotor Prof Mauridhi Hery Purnomo dan co-promotor Prof Imam Robandi beserta penguji lain sepakat untuk memberikan predikat memuaskan.
Dalam disertasinya, Agus menawarkan metode baru dalam peramalan beban listrik yaitu ARCFF. Metode ini dapat membuat perkiraan besar beban puncak listrik pada hari-hari yang waktunya tidak pasti, misalnya hari-hari di kalender hijriyah atau lainnya.
Menurutnya, peramalan ini sangat penting untuk meramalkan kebutuhan sistem beban dan harga listrik di suatu daerah. ”Peramalan ini digunakan untuk membuat keputusan pasar yang tepat bagi perusahaan pembangkit listrik,” tutur pria kelahiran 48 tahun yang lalu ini.
Dalam peramalan ini, data historis yang dibutuhkan hanya lima, yaitu data beban puncak sebelum hari libur (h-4, red) dan satu data di hari-h. Kelima data tersebut akan digunakan untuk meramalkan besar beban puncak di hari libur. ”Peramalan ini lebih memberikan batas nilai yang mungkin, sehingga hasil yang diharapkan masih mampu menampilkan batasan nilai-nilai yang diizinkan,” jelas pria berkaca mata ini.
Lanjutnya, metode ini mempunyai akurasi yang tinggi. Dari hasil validasi menunjukkan, metode ini dapat memberikan hasil peramalan yang akurat yaitu dengan error kurang dari 2,42 persen. ”Estimasi tersebut dilakukan untuk tahun 2005 hingga 2012,” jelas Dosen Universitas Udayana ini.
Behind the Scene
Cerita lucu sempat terjadi selama masa perkuliahannya. Prof Imam Robandi mengatakan, ia sering menyuruh Agus untuk meminta data tentang beban listrik di pulau Bali. ”Tapi apa yang dibawa? Dia malah bawa Salak Bali,” ungkap co-promotor ini yang sontak membuat peserta sidang tertawa.
Pun demikian saat sedang melakukan riset, Agus sering merebus ubi saat di laboratorium. Bahkan anak-anaknya juga sering dibawa ke laboratorium. ”Ini yang sekolah anaknya atau bapaknya?” ujar Imam. (ady/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan