ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
03 November 2013, 07:11

Fordip 2013, Kupas Tuntas Tiga Bidang

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Berbicara tentang kemandirian ekonomi nasional merupakan sebuah pekerjaan rumah keluarga besar ITS, baik alumni maupun akademisi. Yakni bagaimana ITS mampu mengkritisi kebijakan-kebijakan ekonomi nasional dari sisi teknologi. ”Mengkritisinya harus dengan sebuah solusi,” ungkap Ir Satya Yudha, anggota DPR RI komisi VII dalam pemaparannya tentang Pengelolaan Energi Untuk Kemandirian Ekonomi Nasional.

Karenanya, IKA ITS menggelar Fordip dengan harapan dapat memberikan sumbangsih solusi untuk permasalahan Indonesia. Ketua IKA ITS, Ir Irnanda Laksanawan MSc Eng menambahkan bahwa hasil dari diskusi ini pun akan diberikan kepada pemimpin 2014 sebagai rekomendasi penyelesaian masalah. ”Yang mengkaji adalah tim IKA ITS, dan beberapa dewan pakar,” jelasnya.

Diskusi berfokus pada solusi tiga permasalahan, yang dikupas oleh tiga elemen. Yakni birokrasi pemerintahan, swasta, dan industri nasional. Dalam sesi Mempercepat Pembangunan Infrastruktur untuk Kemandirian Ekonomi Nasional misalnya, dihadirkan tiga orang tokoh. Yakni Yance Gunawan Dipl Ing, Dewan Pengurus Pusat  Ikatan Perusahaan Industri Kapal Indonesia (IPERINDO), Dr Ir Hermanto Dardak Msc, dan Ir Wahid Wahyudi, Kepala Dinas Perhubungan Provinsi jawa Timur (Jatim).

Wahid memaparkan, salah satu permasalahan Jawa Timur saat ini ialah jalur transportasi yang over capacity. Seperti jalan arteri utama di Jawa Timur, misalnya jalur pantai utara (pantura), jalur lintas tengah hingga jalur lintas timur sudah melebihi kapasitas.

Begitupun dengan jalur bongkar muat peti kemas yang bermuara di pelabuhan Tanjung Perak. Jalurnya sangat padat dan banyak jalan yang kurang layak. Pembahasan mengenai permasalahan ini bermuara pada sebuah solusi yakni skala prioritas pembangunan akses jalur peti kemas. ”Pembangunan berfokus pada zona seratus kilometer dari Surabaya,” ungkapnya.

Sementara dalam pembahasan tentang Energi, Ir Lukman Mahfoedz, Presiden Indonesian Petroleum Association (IPA), menuturkan langkah strategis yang dapat dilakukan perusahaan Minyak dan Gas (Migas) dalam mengatasi permasalahan energi ialah penguasaan teknologi. Sebab, persediaan migas yang mudah diambil saat ini sudah tidak ada lagi. ”Ini termasuk tantangan untuk para akademisi, bagaimana cara mengatasinya,” paparnya. (fin/m1/ali)

Berita Terkait