Dalam talkshow yang dihelat oleh Jama’ah Masjid Manarul Ilmi (JMMI) ITS tersebut, Wulan Aprilyani Dwi Prasantyawati, mengajak peserta untuk mengubah paradigma terkait jilbab. Berdasarkan data yang ia peroleh saat ini, perempuan yang memakai jilbab di seluruh dunia semakin bertambah. ”Saat ini sebenarnya bisa dikatakan bahwa jilbab merupakan salah satu trend fashion di dunia,” ujar pengurus Jaringan Muslim Nasional (Jarmunas) atau Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus Komisi C Pusat Komunikasi Nasional (FSLDK-Puskomnas).
Tak hanya itu, berdasarkan berita di salah satu media massa, kelak pada tahun 2020, Indonesia dapat menjadi trendsetter jilbab diseluruh dunia. Hal ini tak lepas karena negeri ini merupakan negara dengan mayoritas muslim terbanyak di dunia. ”Karena itu jangan takut lagi untuk memakai jilbab,” imbuh mahasiswi Institut Pertanian Bogor (IPB) tersebut.
Namun yang sangat ia sayangkan, tren jilbab yang saat ini berkembang di Indonesia masih banyak yang belum sesuai dengan ketentuan Islam. Untuk mencegah hal tersebut, Wulan pun menegaskan bahwa FSLDK akan membentuk duta jilbab FSLDK. Nantinya, duta tersebut bukan untuk ditampilkan di khalayak ramai, namun membantu memberikan tutorial kepada muslimah yang ingin memakai jilbab dengan syar’i (sesuai ajaran Islam, red).
Tak hanya menyayangkan, ia pun turut menjelaskan syarat berjilbab yang diajarkan Islam. Diantaranya, jilbab yang dipakai tidak tipis, menutup dada, dan tidak menampakkan lekukan tubuh. ”Agar dapat terlihat modern, kita juga bisa mengikuti tren jilbab yang saat ini berkembang. Asal tidak meninggalkan syarat-syarat yang telah disebutkan. Dan satu lagi jangan terlalu berlebihan saat memakai hiasan pada jilbab,” terang Wulan.
Berjilbab Juga Bisa Berkarya
Selain Wulan, pihak panitia juga mengundang Lisana Shidqina, alumni Jurusan Arsitektur ITS. Ia menjelaskan, muslimah pun dapat berkarya walaupun mengenakan jilbab. Perempuan yang akrab disapa Icha ini pun membuktikan hal tersebut beberapa kali saat mengikuti program pertukaran pelajar di luar negeri dan beberapa tahun bermukim di Australia. Menurutnya, kaum wanita juga bisa berkarya seperti halnya kaum Adam.
Di akhir acara, Icha menjabarkan prestasi yang bisa diperoleh oleh muslimah di berbagai bidang. Mulai riset, public speaking, dan masih banyak bidang lainnya. Baginya, muslimah juga bisa menginspirasi banyak orang. ”Parameternya menurut saya yaitu bisa membuat setiap orang yang kita temui itu tersenyum dan membuat orang tersebut menjadi bahagia saat bertemu dengan kita,” tutupnya. (sha/nir)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,