Syahril Japarin, Direktur Utama Pelni menjelaskan, besarnya penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dalam kapal saat ini sudah dinilai sangat besar. Dalam sebulan saja, Pelni harus mengeluarkan sekitar Rp 1.2 triliun untuk berbelanja BBM. Praktis tiap hari kebutuhan BBMnya mencapai Rp 3 milyar. "Kami mempunyai masalah dalam hal ini, maka dari itu kami minta bantuan ITS," tuturnya.
BBM memang masih menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan bagi bangsa Indonesia. Bahkan Indonesia masih sangat bergantung pada BBM bersubsidi. "Sudah saatnya kita menggunakan bahan bakar seefisien mungkin, terutama pada kapal," jelas Syahril.
Karena itu, ia bersama Pelni mengharapkan kesediaan ITS untuk membantu Pelni dalam hal efisiensi bahan bakar. "Hemat 2 persen saja, itu sudah sangat baik dan sangat berdampak," imbuhnya. Dengan demikian, penggunaan BBM tiap harinya juga akan berkurang.
Sebagai langkah awal, Pelni bersama ITS telah berencana melakukan tinjauan ulang pada setiap komponen yang ada dalam kapal-kapal yang dimiliki Pelni. Baik itu kapal yang baru maupun yang sudah berusia cukup lanjut. Dalam hal ini, ITS dinilai telah memiliki track record yang baik dalam bidang perkapalan.
Rencananya, ITS bersama Pelni akan melakukan riset mengenai efisiensi bahan bakar. Setelah melakukan tinjauan pada kapal, mereka juga berniat untuk menghasilkan bahan bakar dari gas. "Selama ini kita hanya tergantung pada bahan bakar dari fosil-fosil," jelas Syahril.
Sementara itu, Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA mengatakan, dirinya sangat mendukung program efisensi bahan bakar yang dilakukan Pelni. ia pun juga berterima kasih atas kesediaan Pelni untuk bekerja sama dengan ITS. "Harapannya kita bisa melakukan sesuatu yang bisa membantu Pelni," terangnya.
Selain itu, Tri Yogi juga sangat bangga karena Pelni telah memilih ITS. Hal ini menandakan bahwa ITS mampu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi Pelni. Pun denga Pelni yang menganggap ITS telah memiliki fakultas teknologi kelautan yang lengkap dengan peralatan yang dibutuhkan. "Kita punya empat jurusan yang sangat kental dengan permasalahan yang dimiliki Pelni," imbuhnya.
Kerja sama keduanya merupakan sebuah program yang saling menguntungkan. Jika ITS siap membantu Pelni dalam hal perkapalan, maka Pelni pun juga siap menunjang beberapa program pendidikan di ITS. "Mahasiswa juga bisa mengimplementasi ilmu di tempat kami," jelas Syahril. (guh/ran)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,