Meski akhir pekan, sudah sejak sore 20 peserta SPE ITS SC yang diundang khusus dari perwakilan himpunan mahasiswa jurusan (HMJ) memadati ruang GM 104, Teknik Geomatika ITS. Secara khusus, panitia menghadirkan Ir H Syariffuddin Mahmudsyah Meng sebagai pembicara yang membahas Energy Global Issue.
Menurutnya, sektor energi merupakan bidang strategis ekonomi global. Dalam kenyataannya, pertumbuhan ekonomi yang tinggi akan menuntut pasokan energi yang besar, sehingga diperlukan langkah yang tepat dalam penerapan teknologi. Dengan demikian negara dapat mengoptimalkan tingkat produksi.
Minyak bumi misalnya, diperkirakan masih akan mendominasi sebagai sumber energi terbanyak yang kemudian disusul dengan gas bumi dan batubara. ”Siapa yang menguasai energi, itulah yang menguasai dunia” papar pria berkacamata ini.
Beberapa isu energi ini dijelaskan olehnya dengan menjelaskan fenomena terkini. Seperti batu bara, listrik, minyak, gas bumi dan sebagainya. Syarif menyebutkan, jika melihat potensi listrik, kawasan Indonesia Timur memiliki laju pembangunan yang paling cepat jika dibandingkan daerah lainnya, meskipun rencana pembangunan infrastruktur kelistrikannya hanya sedikit.
Selain itu, jika mengengok potensi batu bara Indonesia, ia akan lebih mengutamakan ekspor dibandingkan konsumsi dalam negeri. Saat ini, batubara Indonesia 85.5 persen dipasarkan ke India, China, dll. Sedangkan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri.
Lalu, jika ditanyakan apakah sumber daya energi negeri ini melimpah, Syarif menegaskan tidak. Ia menjelaskan cadangan sumber daya energi (SDE) yang diketahui sampai saat ini sangat terbatas. Seperti minyak yang hanya sebanyak 0.5 persen menjadi cadangan dunia, kemudian gas 1.4 persen cadangan dunia, dan batubara 3.1 persen turut menjadi cadangan dunia. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia memiliki peringkat ke 4 terbesar di dunia.
Dalam materinya dijelaskan, gerakan hemat energi perlu adalah sebuah budaya, bukan sebuah kebiasaan. Jika menengok negara maju seperti Jepang, Eropa, hingga Amerika Serikat, selama ini sudah menjadikan hemat energi sebagai budaya. Sehingga biaya produksi berkurang dan daya saing pasaran internasional meningkat.
Materi ini merupakan materi pertama yang disusun dalam kurikulum SPE ITS SC. ”Sebenarnya SPE sendiri ingin memperkenalkan tentang petroleum walaupun tidak ada jurusannya di ITS,” ungkap Kenan Sihombing, Presiden SPE ITS SC.
Sementara SPE ITS SC sendiri merupakan organisasi non profit di bawah bimbingan Dosen Jurusan Teknik Geofisika, Dr Widya Utama. Jangka terdekat ini, mereka akan mengadakan Workshop Integrated Petroleum Exploration and Exploitation (IPEE) akhir tahun ini. (lik/nir)
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Nganjuk, ITS News — Tim Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil membangun dan mengimplementasikan Kumbung
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,