Pertandingan final futsal tersebut berjalan cukup seru. Kedua tim jual beli serangan sejak wasit meniupkan peluitnya. Di bawah dukungan penuh supporter yang memadati stadion, keduanya bermain sangat memukau. Tak heran jika kedua tim harus menyelesaikan pertandingan lewat babak adu penalti.
FTK mampu unggul terlebih dahulu di menit ke 9 babak kedua. Sebuah tendangan bebas yang dilakukan FTK mampu dimafaatkan dengan baik. Adalah Panji yang mampu memasukkan bola ke gawang setelah memanfaatkan umpan mendatar dari rekannya. FTK untuk sementara unggul 1-0.
Tertinggal satu gol, FTI terus melakukan serangan. Berbagai peluang emas berhasil mereka dapatkan. Sayang, mereka kurang baik dalam hal penyelesaian akhir. Tendangan yang dilesatkan hanya mampu menyambar mistar gawang dan melenceng tipis di samping gawang FTK.
Pun dengan FTK. Meski unggul, mereka juga agresif melakukan penyerangan. Beberapa kali tendangan mereka mampu ditepis oleh penjaga gawang FTI. Tak jarang pula serangannya mampu merepotkan pemain bertahan lawan.
Petaka bagi FTK datang di detik-detik terakhir menjelang pertandingan usai. Alih-alih menambah skor, mereka justru kecolongan lewat gol yang dicetak oleh Abner Arnei. Lewat skil yang mumpuni, ia mampu mengecoh pemain belakang dan juga penjaga gawang FTK. Alhasil, gawang FTK jebol di menit ke 20 babak kedua. Pertandinganpun ditutup dengan skor imbang 1-1. Hasil ini memaksa kedua tim untuk melakoni babak adu penalti.
FTI akhirnya mampu menundukkan FTK setelah mereka mampu menang dengan skor tipis 4-3 dalam adu penalti. Kemenangan tersebut tak lepas dari kegagalan dua pemain FTK saat mengeksekusi penalti. Tendangan pemain ketiga FTK melenceng di sebelah kanan gawang. Sedangkan tendangan terakhir pemain FTK hanya mampu menerpa mistar gawang. Alhasil FTI memenangkan pertandingan dengan skor 5-4.
Aryo Kautsar, pelatih FTI mengatakan, dirinya sangat senang atas raihan yang diperoleh oleh anak asuhnya. Menurutnya, timnya sudah bermain bagus dan sangat semangat. "Waktu kita tertinggal, saya selalu menginstruksikan bahwa mereka harus bermain tenang dan sabar," ujarnya.
Meski demikian, ia menilai bahwa timnya masih belum bisa menampilkan permainan maksimal. Hal itu juga tak terlepas dari permainan FTK yang tertata rapat dan juga sangat baik. "Saya senang karena pemain bisa berjuang dengan baik," imbuhnya.
Sementara itu, Wakil Dekan FTK, Dr Ing Setyo Nugroho mengatakan, pihaknya tetap bangga atas apa yang ditunjukkan oleh pemain yang bermain di lapangan. Meski kalah, ia tetap menganggap bahwa FTK adalah juaranya. "Kita hanya kurang beruntung saja," terangnya.
Hasil ini juga memupus harapan FTK untuk menjadi juara umum pada gelaran Dies Natalis tahun ini. Ia hanya kalah tipis dalam perolehan medali perak. "Kita memperoleh tiga emas, sama dengan yang diperoleh FTSP," jelasnya. Andaikan FTK menang pada pertandingan ini, praktis FTK lah yang akan menjadi juara umum.
Namun, ia tetap mengapresiasi segala hal yang telah dilakukan oleh para atlet yang berjuang di dalam turnamen ini. Menurutnya, kekalahan hanyalah bagian dari sebuah permainan belaka. "Ya kita berharap tahun depan kita yang juara," ujarnya. (guh/ran)