Sejak menit awal babak pertama, kesebelasan FTK berhasil menguasai pertandingan. Dengan mengandalkan umpan-umpan pendek, tim asuhan Mudjiono ini sukses mengatur tempo permainan dengan apik. ”Ini merupakan salah satu strategi kami agar tetap menguasai bola, melihat lawan dari FTI memiliki postur lebih tinggi,” kata Mudjiono.
Pemain depan FTK terus melancarkan tekanan pada jala pertahanan FTI. Hingga pada menit ke-25, pertahanan FTI mulai terbuka. Fery, pemain FTK, dengan cepat melesatkan tendangannya ke gawang lawan dan berhasil mengubah kedudukan menjadi 1-0 atas keunggulan FTK. Tempo permainan pun naik usai gol pertama tersebut.
Berusaha mengejar ketertinggalan, FTI melakukan serangan balik. Namun sayang, rapatnya jantung pertahanan FTK berhasil menggagalkan serangan yang dibangun oleh tim FTI. Diambil alih, bola kembali dikuasai tim FTK. Dengan formasi 4-3-3, Mudjiono mengandalkan lini tengah sayap FTK untuk membawa bola ke depan. ”Sayap FTK lincah-lincah, larinya cepat, permainan di sana lah yang jadi andalan kami,” jelas Mudjiono.
Terbukti, serangan demi serangan lini tengah FTK pun kembali mengacaukan pertahanan FTI. Meski begitu, kiper FTI terus melakukan penyelamatan agar ketertinggalan tidak melebar.
Babak pertama selesai, pertandingan babak kedua pun berjalan tak jauh berbeda. Bola dan tempo permainan tetap dalam kendali tim FTK. Lebih dari tujuh kali tendangan mengancam gawang FTI. Namun, kedudukan tetap bertahan 1-0 hingga peluit wasit berbunyi menandakan pertandingan berakhir.
Berlangsung 2×35 menit, panitia menerima protes dari kubu FTI. Pasalnya, informasi yang telah disampaikan dan disepakati bersama, pada babak final ini pertandingan berlangsung 2×40 menit. ”Sebenarnya kami tidak terima karena belum diinformasikan sebelumnya bahwa pertandingan berjalan 2 x 35 menit tanpa tambahan waktu,” ujar Erlan Fajar, pelatih tim FTI.
Setelah melalui perdebatan cukup alot, wasit memutuskan pertandingan selesai. Tim FTK dinyatakan sebagai pemenang pada pertandingan kali ini sekaligus juara Pekan Olahraga Dies Natalis 53 ITS ini.
Menurut Erlan, situasi ini merugikan timnya yang harus puas dengan posisi runner up. Ia mengakui permainan tim FTI dalam final ini kurang memuaskan. Mulai dari jadwal pertandingan yang dimulai lebih awal sehingga pembagian pemain sedikit rancu. Namun mereka lebih kecewa lagi dengan waktu pertandingan yang di luar kesepakatan awal. ”Tapi ya mau bagaimana lagi, wasit sudah memutuskan selesai,” kata Erlan.
Atas kejadian tersebut, panitia pertandingan mengungkapkan bahwa telah terjadi miskomunikasi antara panitia, wasit, dan juga pemain. ”Di awal pertandingan tadi, wasit sudah menentukan waktu 2×35 menit karena memperhitungkan waktu yang terlalu sore, kami mengikuti kebijakan tersebut dan juga membuat kesepakatan dengan kapten dari masing-masing kesebelasan,” jelas Utomo. (oly/izz)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi