Permasalahan energi memang menjadi permasalahan yang tak kunjung usai bagi negara-negara di dunia, termasuk Indonesia. Indonesia yang notabenenya menjadi salah satu negara dengan sumber daya alam yang melimpahpun juga tak terlewatkan dari ancaman krisis energi. Bahkan, hingga saat ini masih banyak daerah-daerah yang belum mendapat pasokan energi dengan baik.
Untuk mengatasi hal itu, Jekson mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya demi pemerataan penyebaran energi di negara ini. Dalam rangka itu pula, Pertamina terus agresif mengoptimalkan lapangan migas yang telah dimiliki. "Kita juga bekerja sama dengan perusahan dalam negeri maupun luar negeri," jelasnya.
Saat ini, Pertamina juga berupaya untuk membangun beberapa kilang minyak di sejumlah daerah di Indonesia. Pertamina memang sudah lama tidak membangun kilang minyak. "Terakhir bangun itu tahun 2004," imbuhnya. Meski demikian, kilang minyak pertamina saat ini merupakan kilang minyak terbesar kelima di Asia.
Tak hanya itu, Pertamina juga mampu menjadi distributor Bahan Bakar Minyak (BBM) yang paling kompleks di dunia. Di Jawa Timur saja, Pertamina harus memasok BBM di 900 SPBU. Apalagi di seluruh pulau di Indonesia yang terdapat sekitar 4500 SPBU. Dan semua itu adalah tanggung jawab Pertamina yang memang sudah dipercaya oleh pemerintah.
Namun demikian, perlu diketahui juga bahwa untuk memasok sekian banyak SPBU tersebut tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Biaya yang dikeluarkanpun juga sangat banyak. "Kita juga masih tergantung impor dari luar negeri," tambah Jekson.
Hal inilah yang menurut Jekson harus dipikirkan. Indonesia sangat membutuhkan energi untuk memenuhi kebutuhan gas yang begitu besar. Menurut Jekson, harus ada teknologi baru untuk mengatasi hal ini. "Contohnya ITS yang sudah mampu menciptakan mobil dengan bahan bakar yang sangat irit," tegasnya. (guh)