L’Institut Francais d’Indonesie (IFI) atau Institut Prancis di Indonesia dengan Biro Perencanaan Kerjasama Luar Negeri-Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia adalah aktor utama dalam penyelenggaraan pertemuan tersebut. Sedikitnya, ada 59 Institusi dari Perancis, 80 perwakilan perguruan tinggi dari Indonesia dan 10 perwakilan SMK di Indonesia yang akan hadir. Mereka semua akan saling jual-beli ide gagasan selama dua hari berlangsungnya acara diskusi.

Dalam forum JWG, Kamis esok, akan terdapat delapan tema yang dapat diikuti dalam Focus Group Discussion (FGD) oleh para delegasi. FGD memang sengaja diambiil dengan harapan kebijakan atau rekomendasi yang dirumuskan pada tiap temanya bisa lebih fokus. "Hal itu juga mengingat adanya perbedaan kebutuhan dan implementasi tiap konsentrasi diskusinya," lanjut Tri yYogi.

Delapan tema tersebut antara lain bidang kelautan, pengelolaan bencana alam, teknik dan energi, pertanian dan kehutanan, kesehatan, manajemen dan ekonomi, sosial humaniora dan  kejuruan atau vokasi. Tri Yogi menyebutkan bahwa ITS bisa berkontribusi dalam tiga tema, yaitu kelautan, pengelolaan bencana alam dan kejuruan atau evokasi politeknik. "Di luar itu, saya kira bukan wewenang ITS," jelas Tri Yogi dengan gaya tenangnya.

Menurut Dr Ria Joemitro selaku ketua panitia, menuturkan bahwa Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA juga akan turut hadir dalam acara pembukaan JWG ini. "Tak hanya itu, beberapa tamu undangan dari Duta Besar Prancis untuk Indonesia juga dipastikan akan hadir," ujar Ria.

Terpilihnya ITS menjadi tuan rumah juga bukannya tanpa alasan. Tak berselang lama, Ria menjelaskan bahwa pihak GWJ menilai ITS paling aktif dalam menyumbang mahasiswanya untuk belajar di Prancis. "Seperti melalui program double degree , lecturer or student exchange, proyek penelitian bersama, hingga banyaknya pelamaran terhadap beasiswa," pungkas Ria. (akh/ran)