Oleh : Dadang ITS |
203
|
Source : -
Acara yang berlangsung dari pagi hingga siang itu terlihat cukup khidmat. Para peserta delegasi dari lima Negara anggota Devsus tampak mendengarkan sambutan dan presentasi jurnal penelitian tim Negara lain dengan penuh cermat dan seksama. Para delegasi yang terlihat hadir tersebut adalah perwakilan dari Negara-negara seperti Jerman, Meksiko, Tanzania, Kuba dan Indonesia.
Namun, dari sekitar 15 peserta yang hadir tersebut, terdapat tiga orang delegasi asal Negara Afrika Selatan yang belum bisa mengikuti acara di hari pertama tersebut karena pesawat yang mereka tumpangi mengalami penundaan dalam perjalanan keberangkatannya.
Dr Ir Aulia M T Nasution MSc selaku ketua penyelenggara coba memberikan keterangannya. Bahwasannya, acara workshop tahunan yang diikuti oleh enam Negara ini nantinya akan menghasilkan beberapa kerjasama dalam bidang pendidikan dan penelitian antar Negara anggota Devsus. "Khusus untuk Indonesia, selama hampir empat tahun ini diwakili oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya," Jelas Aulia.
Diakuinya, dari ITS sendiri, jurusan yang menjadi perwakilanya adalah Jurusan Teknik Fisika. Hal itu dikarenakan cikal bakal terbentuknya jalinan kerjasama (MOU) antara Devsus dengan ITS dahulu adalah berkat inisiasi alumni jurusan tersebut. "Sebelum ditanda tangani Rektor ITS yang saat itu masih Pak Probo, ada alumni kita yang sudah kenal dekat dan kebetulan juga alumni dari Carl von Ossietzky Olderburg University, Jerman, yang sudah mengontak mereka" tambahnya.
Dari situ, ITS pun akan mendapat keuntungan dalam beberapa bidang, diantaranya bidang pertukaran mahasiswa maupun dosen ke sesama Perguruan Tinggi milik Negara anggota Devsus. Pola kerjasamanya pun bisa dalam bentuk magang atau penelitian di Negara Jerman, Afsel, Meksiko, Kuba, maupun Tanzania.
Lebih jauh, mahasiswa maupun dosen yang terlibat dari kerjasama ini adalah mahasiswa pascasarjana beserta dosennya. Hal itu disebabkan baik mahasiswa maupun dosennya nanti akan dimasukkan dalam satu tim untuk melakukan penelitian dan pembelajaran di salah satu bidang konsentrasinya Devsus "Misalnya di energi terbarukan atau alat sistem lingkungan," tambahnya.
Aulia pun menilai bahwa hal ini akan menimbulkan dampak positif terhadap Indonesia maupun ITS. Apabila terus dilanjutkan pihaknya tidak menutup kemungkinan akan melakukan perluasan sinergitas terhadap Perguruan Tinggi lain di Indonesia. "Demi menjaga kerjasama ini agar terus sustainable, maka mungkin nanti juga akan kerjasama dengan UGM, UI atau ITB," pungkasnya. (akh)