Selain untuk mempererat hubungan, HMM Unpad berharap bisa berbagi dan belajar dengan jurusan yang masih ‘sealiran’ dengannya terkait organisasi mahasiswa (ormawa). ”Manajemen dan Teknik Industri saya rasa masih sangat erat kaitannya, untuk itu kami ingin tahu pengelolaan ormawa yang ada di sini,” jelas Setyo Adi Harnandito, Ketua HMM Unpad.

Kunjungan yang berlangsung tak lebih dari dua jam itu pun dimanfaatkan untuk bercerita dan lebih banyak sharing dua arah. ”Saya dengar di ITS ini pelaksanaan kaderisasinya berbeda dari perguruan tinggi (PT) lain. Untuk itu, ketika disinggung sedikit masalah kaderisasi tadi saya merasa sangat interest,” aku lelaki yang akrab disapa Dito tersebut.

Pada kenyataannya, di Unpad, Dito tak menemukan proses kaderisasi seperti yang ada di ITS. Ia melayangkan kesalutannya pada pendidikan karakter yang berlangsung tidak hanya dalam hitungan hari tersebut. Tentu ia ingin mengetahui lebih lanjut seperti apa menjalankan kaderisasi ITS. Namun rasa penasarannya tak mampu terjawab lebih dalam lagi karena keterbatasan waktu.

Ia pun berharap setelah kunjungan ini akan tetap dapat menjalin hubungan dengan HMTI ITS dengan kerja sama program kerja atau  sharing. ”Selain itu kan memang pengen-nya ke depan bisa lebih erat, apalagi masih ingin tahu lebih banyak tentang kaderisasi di sini,” tandas mahasiswa angkatan 2010 ini.

HMTI Semakin Termotivasi
Lain Dito, lain pula Firman Faqih Nosa. Perhatian ketua HMTI ITS 13/14 ini justru tersita pada program kerja HMM Unpad yang begitu mengglobal. ”Kami sebenarnya sevisi untuk bisa mencapai skala internasional, namun untuk langkah menuju ke sana, HMM Unpad sudah lebih dulu memiliki program konkrit, seperti kunjungan perusahaan di Korea contohnya,” jelas Firman.

Mengetahui hal tersebut, ia merasa semakin termotivasi untuk bisa membawa nama HMTI dalam skala internasional nantinya. Beberapa langkah praktis ia ambil untuk mendongkrak visi tersebut. Antara lain dengan melalui media yang akan memberitakan tentang HMTI dan juga meningkatkan relasi kepada pihak-pihak luar. ”Kendalanya saat ini hanyalah belum bisa mencapai kontak yang berskala internasional,” tutup Firman. (oly/nir)