Melalui sebuah game edukasi, budaya Indonesia dikemas lebih menarik melalui gambar poster. Game tersebut adalah karya Septiana Trikuncoro, dkk yang berhasil didanai oleh Dikti melalui Program Kreativitas Mahasiswa Pengabdian Masyarakat (PKM-M).
Lewat karya berjudul Pengenalan Adat Istiadat Berbasis Game Edukasi untuk Anak Nusantara di Surabaya (PELAGIAT), mereka mengajak siswa-siswi di SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya mengenal lebih dekat budaya Indonesia, Senin (15/7). ”Indonesia sangat kaya akan budaya daerah sehingga perlu mengenalkan pada siswa-siswi SD.” ucap Kuncoro, pencetus ide.
Dalam game tersebut, terdapat peta Indonesia yang harus dilalui oleh siswa. Jika berhasil melewati tantangan di provinsi yang dilaluinya maka ia akan menuju ke provinsi selanjutnya. ”Pada setiap provinsi terdapat dua tantangan yang dapat menambah wawasan siswa tentang budaya indonesia,” jelas mahasiswa Teknik Elektro ini.
Tantangan pertama adalah menyerasikan pakaian adat. Pada game tersebut terdapat dua avatar yaitu laki-laki dan perempuan. Kedua avatar tersebut harus dipilihkan pakaian sesuai dengan provinsi yang dilalui. Apabila berhasil maka siswa akan menuju tantangan kedua.
Tantangan kedua berupa pencocokan rumah adat. Terdapat tiga gambar rumah adat yang harus dipilih salah satunya. ”Pada game ini, siswa hanya diperbolehkan salah sebanyak tiga kali. Apabila gagal maka ia harus mengulang dari awal,” jelas mahasiswa asal Solo ini.
Pada awal sosialisasi game, siswa terlihat mengalami kesulitan. Mereka belum bisa membedakan pakaian adat dari masing-masing provinsi. ”Kendala tersebut dikarenakan anak-anak belum mendapat pelajaran tersebut di kelas,” terang Anang Pramono Skom MM, guru SD Muhammadiyah 4 Pucang Surabaya.
Hal tersebut diakui pula oleh salah satu siswi. ”Saya masih kesulitan Kak saat bermain, tetapi permainannya menarik kok,” celoteh Rahma Sahara, siswi kelas 4. Meskipun demikian, mereka dapat menyelesaikan game tersebut setelah mencoba berkali-kali.
Anang menambahkan, game ini sangat menarik dan dapat membantu wawasan anak-anak. Ia berharap bahwa game ini dapat ditingkatkan lagi feature-nya, misalnya membedakan logat daerah. ”Hal ini akan lebih menarik lagi bagi anak-anak,” tutur Anang.
Sementara Kuncoro berharap, game ini dapat menambah wawasan anak terhadap khazanah budaya Indonesia. ”Selain bisa bermain, anak-anak juga dapat bertambah wawasannya,” pungkasnya. (ady/fi)