Judul disertasinya adalah Klasifikasi Tingkat Keparahan Osteoarthritis Berbasis Fitur Tekstur Menggunakan Seelf Organizing Map. Judul tersebut berhasil membuatnya lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Raihan gelar doktor yang Lilik dapatkan kali ini tidak terlepas dari penelitian intensifnya tentang penyakit osteoarthritis. Penyakit ini termasuk penyakit yang berbahaya dan tidak mudah disembuhkan. "Di tahun 2006, penderita osteoarthritis di Indonesia sudah mencapai 60 juta jiwa. Hal inilah yang memotivasi saya untuk lebih intensif melakukan penelitian terhadapnya," ujar Lilik.
Osteoarthritis merupakan gangguan sendi di mana jarak antar tulang tibia dan femur terlalu dekat, sehingga memungkinkan pertemuan antara kedua tulang tersebut. Penyakit ini juga sering terjadi pada ibu jari kaki, jari tangan, tulang panggul, dan lutut. Namun, untuk disertasi kali ini, Lilik lebih memilih lutut sebagai fokusan utamanya.
Dalam penelitiannya, Lilik memilih Self Organizing Map sebagai metode utamanya. Proses penelitiannya juga tidak begitu mudah. Pertama ia harus melakukan penelitian tentang Junction Space Width (JSW) yang menjadi salah satu parameter untuk menentukan tingkat keparahan osteoarthritis. Kemudian ia juga harus melakukan eksperimen tentang klasifikasi berbasis template.
Setelah ditemukan klasifikasinya, maka ia mengadakan eksperimen karakteristik berbasis fitur. "Dan terakhir diadakan evaluasi dengan mencari akurasi receiver operating characteristic dan area under curve," terang wanita yang berusia 34 tahun ini.
Untuk menemukan hasil yang terbaik, Lilik harus melakukan eksperimen sebanyak 12 kali. Setiap eksperimen mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Sementara hasil iterasi yang terbaik dibuat sebagai perbandingan. Performa terbaik yang didapat dari kedua belas kali eksperimen ini adalah sebuah iterasi dengan sebesar 1500 dan dengan learning rate 0,6."Parameter ini didapatkan akurasi sebesar 59,2 persen dan waktu yang diperlukan selama 1,14 detik," tuturnya.
Dengan begitu, penelitian tersebut sudah dapat menentukan determinasi tingkat keparahan osteoartrhitis. Yaitu dengan menggunakan beberapa cara, seperti berdasarkan JSW, berbasis template, dan berbasis fitur. "Namun akan tetap diadakan penelitian lanjutan agar mendapatkan metode dan parameter learning lainnya agar menemukan akurasi yang lebih baik," ungkap Lilik.
Untuk selanjutnya, ia berharap agar hasil penelitian ini dapat dijadikan Dessicion Support System bagi dokter untuk menentukan lutut yang terindikasi kena penyakit ini. Tentunya bila ditemukan data JSW pada pasien. Selain itu metode ini juga bisa digunakan untuk menentukan klasifikasi tingkat keparahan osteoarthritis dalam kelas-kelas tertentu. (guh/nir)
Kampus ITS, ITS News – Transparansi informasi merupakan hal yang krusial dalam keberlanjutan sebuah institusi. Berangkat dari inisiasi tersebut,
Surabaya, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) memperkuat perannya dalam mendorong pendidikan berkelanjutan melalui audiensi bersama Dinas
Kampus ITS, ITS News — Apresiasi mahasiswa yang aktif berorganisasi, Lembaga Pengelola Dana Abadi (LPDA) Institut Teknologi Sepuluh
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) secara resmi