Sebanyak 730 calon mahasiswa mengikuti ujain ini. Kebanyakan dari mereka berasal dari Jawa Timur. Sabar SE Msi, Sekretaris Jurusan (Sekjur) Despro ITS, menyebutkan, UMDesain kali ini memang belum sempat dipromosikan ke berbagai provinsi lain di Indonesia. ”Kami bahkan belum sempat berpromosi di Bali. Padahal disana banyak siswa yang berbakat di bidang desain,” kata Sabar.
Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan antusias siswa untuk memilih Jurusan Despro ITS. Sabar melanjutkan, jumlah peserta pada UMDesain 2013 ini bahkan melebihi target panitia yang diikuti sebanyak 400 orang peserta. ”Awalnya kami sedikit pesimis dengan jumlah peserta karena UMDesain dua tahun belakangan tidak diadakan,” aku Sabar.
Pada tahun 2011 dan 2012 lalu, UMDesain memang terpaksa ditiadakan. Saat itu Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) mengharuskan seleksi mahasiswa baru dilakukan melalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). ”Padahal, sebagai jurusan berbasis seni dan ilmiah, Despro seharusnya memiliki pola seleksi mahasiswa baru sendiri,” ungkapnya Sabar.
Bila pada seleksi-seleksi sebelumnya hanya ada dua jenis soal yang diujikan, maka pada UMDesain kali ini panitia menyediakan lima jenis soal yang harus diselesaikan. Kelima jenis soal tersebut adalah jenis soal verbal, motorik, audio, kuantitatif, dan visual. Hal ini sengaja dirancang untuk memastikan mahasiswa yang diterima di jurusan yang akan segera menjadi fakultas keenam di ITS ini sesuai dengan kompetensi yang diajarkan.
Kelima jenis soal ini diujikan dengan alokasi waktu yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesulitannya. Jenis soal visual mendapat alokasi waktu terlama karena membutuhkan ketelitian dan ketekunan menggambar. Sedangkan waktu tersingkat dialokasikan untuk jenis soal motorik. ”Peserta kami
minta membuat origami kuda troya. Belum setengah waktu sudah banyak yang selesai,” Sabar menunjukkan waktu yang singkat untuk sesi ini.
Untuk jenis soal audio, peserta diminta menggambarkan suasana yang mereka tangkap dari sebuah lagu instrumen. Mereka diminta untuk mendengarakan lagu yang berjudul Air yang dibawakan oleh gitaris Oli Jon Roth. Lagu ini sengaja dipilih karena diyakini belum banyak diketahui oleh para siswa.
Tak Ingin Ada DO
Sabar menjelaskan, selama ini, Despro merupakan salah satu jurusan dengan jumlah mahasiswa drop out (DO) tertinggi di ITS. Jumlah tersebut bahkan bisa mencapai hingga 3 persen mahasiswa untuk setiap angkatannya.
Salah satu penyebab dari tingginya jumlah ini adalah ketidaksesuaian bayangan siswa dengan jurusan yang diambilnya. ”Dengan lima jenis soal ini, kami ingin memastikan bahwa mereka yang diterima adalah mereka yang memang betul-betul berniat masuk Despro, bukan mereka yang coba-coba dan salah jurusan,” terang Sabar.
Selama ujian berlangsung, tidak ada kendala berarti yang dihadapi panitia. Kemungkinan tindak kecurangan pun telah diantisipasi sejak awal. ”Kami bekerja optimal agar ujian ini berlangsung secara adil dan lancar,” pungkas Sabar. (ram/nir)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung