PLP ini singkatnya adalah jabatan fungsional yang dimiliki oleh pengelola laboratorium pendidikan. ”Ini akan sangat menguntungkan bagi para laboran,” ujar Nur, Pembantu Rektor III ITS. Menurutnya, kinerja laboran harus dihargai lebih tinggi. Dengan adanya PLP ini, maka kenaikan pangkat tidak sama seperti karyawan pada umumnya.
”Kenaikan pangkat PLP tidak harus menunggu selama empat tahun seperti karyawan lain,” papar Nur. Berbeda dengan Pegawai Negeri Sipil (PNS), PLP memiliki sistem penilaian sendiri yang dinamakan Penilaian Angka Kredit (PAK). Selain harus memiliki karya, ada empat unsur utama yang dipertimbangkan dalam PAK ini.
Diantaranya ada unsur utama pendidikan, seperti keikutsertaan dalam pelatihan ataupun semacamnya. Yang kedua ada unsur utama pengelolan laboratorium, selanjutnya ada pengembangan profesi dan kegiatan penunjang lainnya. Dalam hal ini, pengembangan profesi termasuk unsur wajib dalam PAK. ”Namun bukan berarti yang lain tidak wajib, harus seimbang antara keempat unsur tersebut,” lanjut Dosen Jurusan Statistika ini.
Kegiatan pengembangan profesi tersebut bertujuan untuk meningkatkan profesionalitas PLP sesuai dengan kebutuhan, bertahap, dan berkelanjutan. Sedangkan beberapa kegiatan yang bisa dilakukan PLP diantaranya pembuatan Karya Tulis Ilmiah (KTI), penerjemah buku dan pustaka, penyusunan standar atau pedoman, penemuan Teknologi Tepat Guna (TTG).
Untuk kelancaran penilaian dan penetapan angka kredit tersebut, setiap PLP wjib mencatat dan menginvestasikan seluruh kegiatan yang dilakukan. Hasil itulah yang akan dijadikan pertimbangkan untuk kenaikan pangkat yang dilaukan paling sedikit dua kali dalam satu tahun. Atau tiga bulan sebelum periode kenaikan pangkat PNS.
”Melalui sistem seperti ini pula, PLP jadi bisa sekaligus belajar manajemen perguruan tinggi yang baik,” ujar pria berkaca mata tersebut. Karena salah satu parameter suatu perguruan tinggi dikatakan baik terlihat dari pengelolaan laboratoriumnya yang dikawal oleh PLP. Tidak kurang 70 PLP yang ITS miliki, menunjukkan optimisme bahwa lab di ITS akan lebih baik ke depannya.
Nur juga menjelaskan bahwa laboratorium di ITS belum ada yang memenuhi ISO. Dengan kawalan PLP seperti sekarang ini, diharapkan lab-lab yang ada di ITS segera memenuhi ISO. Yaitu dengan membentuk Standard Operational Procedure (SOP) dalam pengelolaannya.
”Laboran yang ada di ITS ini sebenarnya sangat berkapabilitas ketika diikutsertakan dalam kompetisi laboran berrestasi,” jelasnya. Hanya saja, lanjut Nur, peluang untuk menang masih begitu kecil karena laboran tidak berasal dari lab yang ber-ISO. (oly)
Mojokerto, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung pemberdayaan masyarakat melalui inovasi teknologi
Kampus ITS, ITS News — Guna mendukung gaya hidup sehat yang lebih intens, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) resmi
Kampus ITS, ITS News – Retinopati Diabetik merupakan komplikasi diabetes yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan permanen jika terlambat ditangani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung penguatan kolaborasi akademik nasional melalui terpilihnya Prof Dr