ITS News

Rabu, 17 Desember 2025
26 Juni 2013, 20:06

Bentuk Komunitas J-TRACK untuk Berantas Trafficking

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

PKM-M ini mengangkat judul J-TRACK : Jaringan Detektif Anti Trafficking melalui Kepemanduan sebagai Upaya Membentuk Anak Siap dan Tanggap terhadap Bahaya Trafficking bagi Siswa SMA/SMK Kota Surabaya. ”Ini merupakan suatu program semacam pelatihan kepada siswa SMA/SMK untuk memberi wawasan terkait trafficking,” ucap mahasiswi yang akrab disapa Laras tersebut.

Yakni dengan membentuk sebuah komunitas bernama J-TRACK. Komunitas J-TRACK memiliki serangkaian kegiatan. Di antaranya pelatihan penanggulangan trafficking, kompetisi penulisan esai anti-trafficking, gerakan 500 tanda tangan penolakan tindak trafficking, hingga pelepasan balon sebagai simbol optimisme anti-trafficking.

Melalui kegiatan pelatihan misalnya, siswa diberi pengetahuan tentang apa itu trafficking, indikasinya, dan juga cara untuk mengatasinya. Bekerjasama dengan Sentra Kepemimpinan dan Prestasi Pelajar (Skipper) Surabaya, pelatihan ini diberikan kepada siswa SMKN 10 Surabaya.

Komunitas tersebut juga mengkaji berbagai tindak trafficking di lingkungan sekitar. ”Ternyata dari situ baru diketahui bahwa bahaya trafficking sudah sangat dekat dengan siswa di sana,” ujar Laras. Terbukti dari penuturan beberapa peserta yang kerap kali dihubungi oleh orang tak dikenal.

”Justru di sekolah pinggiran seperti SMKN 10 Surabaya ini tindak trafficking rawan terjadi,” jelas mahasiswi angkatan 2011 ini. Setelah para siswa mengetahui bahaya trafficking dan mengkaji kasus-kasusnya, diharapkan mereka kian peka mengenali kondisi yang ada.

Kegiatan tersebut diikuti sebanyak 30 siswa yang merupakan rekomendasi dari sekolah. Yakni perwakilan dari setiap kelas, komunitas, maupun organisasi yang ada di sekolah. ”Diharapkan nantinya mereka dapat menjadi konselor bagi teman-teman sebayanya,” lanjut mahasiswi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ini.

Dengan sistem jaringan seperti itu, diharapkan dapat memberikan respon cepat sebelum kejahatan tersebut benar-benar terjadi. Selain memupuk kepekaan terhadap lingkungan sekitar akan bahaya trafficking, diharapkan komunitas tersebut bisa berkembang lebih luas sehingga lebih banyak orang yang dapat dijangkau. ”Dengan begitu, anak-anak yang akan jadi generasi penerus ini akan tetap terjaga,” tandasnya.

Di akhir pelatihan, peserta melakukan pelepasan balon sebagai simbol optimisme anti-trafficking. Selama rangkaian kegiatan pun peserta mengikuti dengan sangat antusias. ”Saya sangat senang mengikuti pelatihan ini, jadi tahu bagaimana mengambil sikap jika ada tanda-tanda bahaya trafficking,” komentar Indah Puji Lestari, salah satu anggota J-TRACK. (oly/fi)

Berita Terkait