Final Project (FP) dari matkul tersebut adalah sebuah karya mainan yang memang dirancang khusus untuk anak-anak. Perencanaan yang melibatkan studi antrophometri, ergodesain dan filosofi yang khusus untuk anak-anak juga tak luput dipelajari selama proses perkuliahan satu semester kemarin. Pun demikian, tidak hanya perencanaan dalam pembuatan karya desain saja, tetapi para mahasiswa yang mengambil matkul tersebut juga harus merencanakan acara pameran karyanya untuk diperlihatkan ke khalayak ramai.
Rencana tersebut pada akhirnya bisa terealisasi. Berlangsung selama dua hari, sejak Sabtu (22/6), pameran yang berjudul Play :3 ini berhasil menarik perhatian banyak pengunjung Mall Pakuwon East Cost Center, Surabaya. Kebanyakan yang melihat pameran tersebut adalah orang tua yang sedang mengajak jalan-jalan anaknya. Bahkan, tak jarang pula, setiap anak yang masuk, ingin mencoba mainan-mainan yang telah ditata rapi oleh pihak panitia.
Aditya Mumtaz, ketua pelaksana acara Play :3 memberikan keterangan. Menurutnya, acara ini sebenarnya sudah berjalan selama tiga kali sejak tahun 2011. Saat itu, inisiator pertama adalah mahasiswa Prodi Desain Produk angkatan 2009. Tema yang diambil kala itu juga tema mainan tetapi lebih spesifik pada mainan anak jenis sepeda. "Tapi untuk tahun 2013 ini temanya Grow Up and Play," tutur Mumtaz.
Arti Grow Up and Play sendiri adalah sebuah mainan yang mengharuskan model mainannya bisa di-adjust tidak hanya mempunyai satu sisi bentuk mainan saja tetapi juga bisa diatur lagi untuk mendapatkan bentuk mainan lain. "Seperti karya Hi-Bird ini, rodanya bisa diatur sehingga bisa jadi mainan jungkat-jungkit atau mobil-mobilan," jelas Mumtaz sambil menjelaskan karya milik peserta Rani, temannya. Karena hal itulah, menurut Mumtaz, tema kali ini tak hanya menguji konsep ide para mahasiswa calon desainer.
Tidak hanya itu, ketentuan lain untuk karya desain mainan anak ini ternyata harus minimal 80 persen terbuat dari kayu. Sisanya, bisa ditambahi sendiri secara bebas.
Sedangkan proses pembuatannya, bisa menggunakan jasa tukang atau mencoba membuat sendiri dengan memanfaatkan Laboratorium Bengkel Produk di kampus Despro. "Di sana, terdapat alat-alat untuk memotong dan membentuk model karya desainnya," ujar mahasiswa asli Karanganyar Solo ini.
Total, terdapat total 49 jenis karya desain mainan yang dipamerkan oleh ia dan teman-temannya. "Di sini setiap mahasiswa harus bisa menjelaskan karya desainnya kepada pengunjung," lanjut Mumtaz.
Selama pameran berlangsung tak jarang pula terdapat penguunjung yang tertarik dan ingin memiliki karya desain mahasiswa Despro ini. Menanggapi hal itu, Mumtaz pun tak segan untuk menghubungkan pengunjung pada pemilik karyanya. "Di situ client yang berminat tadi bisa bernegosiasi sendiri dengan teman kita," pungkasnya. (akh/fi)
Kampus ITS, ITS News – Retinopati Diabetik merupakan komplikasi diabetes yang berisiko tinggi menyebabkan kebutaan permanen jika terlambat ditangani
Kampus ITS, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mendukung penguatan kolaborasi akademik nasional melalui terpilihnya Prof Dr
Mojokerto, ITS News – Sebagai wujud dukungan terhadap program One Pesantren One Product (OPOP) Jawa Timur, tim Pengabdian kepada Masyarakat
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) telah resmi meluncurkan Golden Ticket Admisi Program Sarjana 2026. Diresmikan