ITS News

Selasa, 16 Desember 2025
23 Juni 2013, 14:06

Dari Lomba Mewarnai hingga Perform Komunitas Sosial

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selain acara utama berupa pameran karya desain sarana bermain anak, ada juga acara bertajuk kompetisi seperti lomba mewarnai untuk anak-anak. Prosedur lombanya pun cukup menarik, peserta yang ikut adalah anak-anak yang saat itu kebetulan ikut berkunjung ke pameran. Dengan tidak dipungut biaya, anak-anak seakan semakin bersemangat mewarnai gambar maskot acara Play :3 yang berbentuk seperti ayam.

Tak berselang lama setelah pembukaan lomba, acara kemudian diselingi oleh penampilan dari salah satu komunitas sosial penyelamat anak jalanan, Safe Street Childs (SSC) Kota Surabaya. Di situ terlihat beberapa anak menampilkan peragaan fashion show, break dance, dan pembacaan puisi.

Dari keterangan Ketua Pelakasana, Aditya Mumtaz, ternyata memang mereka sengaja diundang untuk tampil. "Setelah tampil, kita coba melakukan pambagian amal berupa susu, roti, dan makanan lainnya, serta beberapa merchandise Play :3 juga kami berikan," tuturnya.

Acara dilanjutkan dengan pengumuman hasil lomba mewarnai. Dari total 20an anak yang mengikuti lomba, akhirnya terpilih tiga juara. "Mereka mendapatkan hadiah dari sponsor kita untuk bekal sekolahnya juga," jelas Mumtaz.

Tak kalah dengan anak-anak peserta lomba mewarnai, para mahasiswa Prodi Desain Produk yang telah memamerkan karyanya pun juga mendapat penghargaan untuk kategori tiga karya terbaik pilihan dosen. Ketiga karya terpilih tersebut adalah karya milik Sajdan dengan judul Briskie, karya milik Deputy dengan judul Utak-Atik, dan karya milik Mario berjudul Puptric. "Mereka akan mendapat biaya apresiasi karya tugas desain sarana bermain anak ini," ungkap Eri Naharani Ustazah ST MDs.

Kriteria penilaian ini pun dilihat dari penilaian selama satu semester untuk portofolio, gambar presentasi, gambar teknik, dan prototype yang dipamerkan di acara Play :3. Keempat kategori nilai tersebut kemudian dijumlah dan dirata-rata nilai mana yang mendapat nilai tertinggi untuk menerima penghargaan tersebut.

Namun, di sisi lain, penilaian dosen ternyata juga tidak selamanya sama dengan hasil penilaian pengunjung pameran. Terbukti, dari sistem penilaian voting yang diberlakukan oleh panitia acara, justru menunjuk karya milik Putu Cindy yang berjudul Krubby yang mendapat pilihan voting terbanyak versi pengunjung pameran selama dua hari tersebut.

Lebih jauh, dari ke-49 karya yang dipamerkan, ternyata terdapat dua karya yang berhasil menarik minat pengunjung untuk membelinya. Kedua karya tersebut adalah karya milik Sekar Ayu yang berjudul Behowl dan Karya Snigil milik Adith Widya. "Karya mereka terjual dengan harga yang setimbang dengan usaha dan biaya yang mereka keluarkan untuk membuatnya," pungkas Mumtaz. (akh/fi)

Berita Terkait