Dalam ceramahnya, Adri Suyanto SH menekankan pentingnya menyiapkan diri dalam menyambut bulan Ramadan. ”Persiapan tersebut meliputi persipan fisik, jiwa dan pikiran,” tegas alumnus Universitas Airlangga ini. Ketiga hal tersebut haruslah dipersiapkan dari bulan Rajab dan Sya’ban. Sehingga, amalan-amalan di bulan tersebut akan menjadi istiqomah (rutin, red) saat bulan Ramadan.
Ia menjelaskan bahwa pada diri manusia terdiri atas brain memory dan muscle memory. Dari kedua hal tersebut, muscle memory mempunyai peranan penting dalam hidup manusia. Hal ini dikarenakan muscle memory berkaitan dengan kebiasaan.
”Banyak orang yang hanya semangat beribadah di awal Ramadan, tetapi di akhir-akhir mereka mulai malas untuk beribadah,” terangnya. Hal tersebut merupakan bukti kurangnya persiapan dalam menghadapi Ramadan. Sehingga, muscle memory tidak terlatih untuk beribadah secara rutin.
Apabila muscle memory banyak dilatih pada saat bulan Rajab dan Sya’ban, maka ibadah di bulan Ramadan akan mudah. Ia mencontohkan, apabila kita rutin sholat tahajud tiap malam, maka otot-otot kita akan terbiasa bangun malam. ”Tanpa alarm-pun, kita mudah bangun tidur di malam hari,” tutur Adri.
Selain membahas pentingnya persiapan menyambut bulan Ramadan, Adri juga membahas tentang manajemen bulan Ramadan. Ramadan merupakan sarana yang baik dalam manajemen ruhiyah. ”Kita perlu membuat target amalan-amalan selama sebulan, contohnya khatam Alquran satu kali,” ungkapnya. Dengan adanya targetan amalan tersebut, kita akan selalu termotivasi untuk selalu beribadah.
Yang harus diperhatikan pada bulan Ramadan adalah aktivitas mubah (diperbolehkan, red) yang fun. Persoalan tersebut dapat membuat orang lupa waktu, sehingga ibadah mereka tidak terjaga. ”Contoh aktivitas mubah tersebut adalah bermain PES. Persoalan kecil ini dapat mengganggu rencana targetan amalan kita selama sebulan,” tuturnya. (ady/fi)