Adalah dosen Jurusan Sistem Informasi ITS yang sekaligus menjabat sebagai humas panitia lokal (panlok) 50 SBMPTN Surabaya, Bekti Cahyo Hidayanto SSi MKom yang menyampaikan berita bagus tersebut setelah hari terakhir penutupan pendaftaran SBMPTN 2013, Sabtu (8/6) kemarin. Kedua jurusan tersebut  memiliki persentase keketatan tak kurang dari dua persen.

Padahal sisa daya tampung SBMPTN-nya tinggal 15 kursi. "Artinya peserta ujian SBMPTN yang memilih jurusan ini harus bersaing dengan 100 pendaftar lain dalam memperebutkan dua kursi kelasnya," jelas Bekti.

Bekti menyimpulkan, hal ini terjadi lantaran banyaknya peminat kedua jurusan tersebut. Untuk Jurusan Manajemen Bisnis misalnya, Bekti berargumen bahwa banyak orang tua yang ingin menyekolahkan anaknya di sekolah teknik namun juga ada bidang bisnisnya.

Animo serupa juga terjadi untuk Jurusan Teknik Multimedia dan Jaringan. Jurusan ini juga menjadi incaran banyak lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan sederajat. Pasalnya, dunia komputer dan multimedia yang semakin berkembang setiap harinya membuat lulusan jurusan ini banyak yang akan dibutuhkan tenaganya. "Seperti pembuat animasi game atau pembuat program multimedia lain," lanjutnya.

Lebih jauh, untuk persentase keketatan beberapa jurusan yang lebih lama ada di ITS juga tidak terlalu berbeda dengan jurusan baru tersebut. Jurusan Arsitektur misalnya, persentase keketatannya mencapai empat persen dari daya tampung SBMPTN. "Arsitektur daya tampung SBMPTN-nya sebanyak 30 kursi, jadi untuk setiap empat kursinya akan diperebutkan 100 peserta ujian," jelas bekti.

Sedangkan untuk jurusan yang mendapat persentase keketatan terendah di ITS yaitu Jurusan Fisika. Salah satu jurusan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) ini memiliki sebanyak 16 persen persentase keketatan. "100 peserta akan bersaing untuk 16 kursi, jadi peluang untuk masuk jurusan tersebut bisa lebih besar," pungkas pria berkacamata ini. (akh/fi)