ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
22 Mei 2013, 00:05

Mobil Listrik Masih Lemah di Baterai

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Andreas mengatakan, dunia internasional sedang gencar mengurangi kadar emisi karbon di udara akibat kendaraan bermotor. Salah satu solusi untuk permasalahan tersebut adalah mengembangkan kendaraan berbahan bakar ramah lingkungan seperti mobil listrik.

Konsep mobil listrik sebenarnya sudah ada sekitar tahun 1900. Namun, pada masa tersebut, bentuknya masih sangat sederhana dan kurang efisien. Kini, dunia otomotif baik nasional maupun internasional mulai melirik kembali gagasan mobil listrik dengan sentuhan teknologi mutakhir.

Ia juga menunjukkan keunggulan mobil listrik dibandingkan dengan mobil dengan bahan bakar minyak bumi. Selain tidak menyebarkan polusi seperti yang ditimbulkan mobil berbahan bakar fosil, mobil listrik juga tidak meninggalkan jejak karbon penyebab pemanasan global. ”Kita dapat mengurangi kenaikan kadar CO2 di udara hingga 60 persen,” kata Andreas di hadapan mahasiswa.

Kendati demikian, implementasi mobil listrik sebagai alat transportasi alternatif di Indonesia masih menghadapi banyak halangan. Misalnya, baterai yang terpasang pada mobil memang dapat dilakukan pengisian ulang menggunakan listrik yang terpasang di rumah-rumah. Namun pengisiannya belum bisa dikatakan efisien. ”Bayangkan saja, lampu rumah anda akan mati sementara karena daya listrik digunakan untuk mengisi ulang mobil,” kata Andreas yang disambut tawa peserta.

Kondisi tersebut menunjukkan bahwa biaya pengisian baterai jika dihitung masih lebih mahal jika dibandingkan dengan bahan bakar fosil. Belum lagi kecepatan mobil listrik rata-rata masih tergolong kecil, yaitu sejauh 100 kilo meter per jam. Hal ini tentu akan membuat konsumen berpikir ulang.

Andreas berpendapat bahwa Indonesia memiliki peluang untuk mengaplikasikan mobil listrik jika terdapat peraturan dan infrastruktur yang dapat mendukung perkembangannya.  Selain itu, untuk mengembangkan produk ini, dibutuhkan pula studi lanjut yang meneliti tentang potensi pasar dari mobil listrik di Indonesia.

Dalam sambutannya, Dr Saut Gurning ST MSc mengatakan bahwa kuliah tamu ini diharapkan dapat memberi wawasan serta motivasi mahasiswa sebagai penerus penelitian mobil listrik ITS. Selain itu, Ketua Pusat Kerjasama dan Promosi Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) ITS ini juga menegaskan bahwa seminar ini sekaligus bertujuan untuk mengenalkan lebih dalam tentang teknologi mobil listrik di dunia internasional. (anl/fz)

Berita Terkait