ITS News

Jumat, 19 Desember 2025
19 Mei 2013, 14:05

Sesi Terakhir, Tutup TEDxITS dengan Manis

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Kata-kata motivasi itu menjadi penutup talk live TEDxITS 2013, Sabtu, (18/5). Tiga pembicara M. Ivan Fanany, Dosen Ilmu Komputer Universitas Indonesia, Sri Fatmawati, peneliti dan dosen ITS yang baru memenangkan penghargaan di Perancis dan Donny Dhirgantoro, penulis buku 5 cm mengajak peserta untuk kian memantapkan mimpinya.
 

M. Ivan Fanany yang datang langsung dari Jakarta mencoba memberikan sebuah kisah perjalanan karirnya. Awalnya, ketika memasuki akhir studinya di Jepang, ia merasa cita-citanya sudah tercapai. Ivan lantas memutuskan untuk pulang dan melanjutkan bidang ilmunya di Indonesia. Namun, di lain sisi ia bermimpi untuk bekerja di dunia industri di negeri sakura tersebut. "Suatu hari, saya mendapat telepon dari Toyota. Akhirnya saya menerima pekerjaan di sana," ujarnya.
Selama 11 tahun karirnya, ia turut berkecimpung dalam riset teknologi self driving car, teknologi mengendara mobil tanpa adanya seorang supir. Meski suatu prestasi, namun banyak orang-orang di Indonesia mengangap negatif apa yang ia lakukan. "Banyak yang bilang kalau saya hanya nyari uang. Tetapi tidak, di sana tidaklah enteng," ujarnya.
Usai berhasil menuntaskan tantangan tersebut, ia memeutuskan pulang. Ia berharap anak cucunya nanti bisa mengerti dan mengetahui jika salah satu pembuat teknologi tersebut adalah orang Indonesia.
Pembicara selanjutnya adalah ilmuwan perempuan yang sekaligus dosen dari Jurusan Kimia ITS, Sri Fatmawati. Ia menceritakan bahwa peran seorang perempuan sebagai ibu, orang tua dan juga dosen tidaklah mudah. Berhasil meraih penghargaan International Fellowship L’Oreal for Women in Science 2013 adalah capaiannya setelah hampir 10 tahun bermimpi untuk ikut ajang tersebut.
Terlepas dari itu, ia lebih banyak menyinggung tentang peran orang tua dalam mendidik anaknya. Ia teringat akan sosok ibunya yang sering menyuruh untuk minum jamu sewaktu masih kecil. Meskipun memang jamu sangat pahit dan tidak enak. "Tetapi setelah diteliti ternyata banyak mengandung bahan-bahan kimia yang sangat bermanfaat bagi tubuh," ujarnya.
Dari situ, ia pun sadar bahwa ia sangat bangga mempunyai ibu dan orang tua yang sangat perhatian terhadap anaknya. Kasih sayang seperti itu ternyata ia ingin berikan pula terhadap anaknya kelak.

Terlebih, sebelum mendaftar dalam ajang ilmuwan perempuan dunia itu, ia telah dikaruniai anak perempuan pula. Ia pun semakin bersemangat untuk mengejar impian yang sempat tertunda tersebut. "Karena saya ingin anak saya nanti bisa termotivasi melihat perjuangan ibunya ini, sehingga minimal saya telah memberikan teladan baginya," jelasnya.

Pembicara terakhir adalah Donny Dhirgantoro, penulis buku 5 cm. Dalam kesempatannya, ia juga turut berbagi inspirasi tentang perjalanan profesinya sebagai penulis.

Pada awalnya, pria lulusan sarjana Manajemen STIE Perbanas Jakarta ini mengajak peserta untuk bermain imajinasi. Ia menanyakan bagaimana seekor gajah bisa masuk ke dalam mobil. Jawabannya ternyata cukup sederhana. "Buka pintunya, masukkan gajahnya," ujarnya, sontak saja hal itu membuat tertawa para peserta.

Hal itu rupanya tidak hanya menjadi sebuah imajinasi, tetapi bisa diwujudkan seperti kisah hidupnya hingga menjadi penulis terkenal saat ini. Ia mencoba flashback dibalik cerita perjuangan buku 5 cm-nya tahun 2003 silam.

Ketika itu ia berada di salah satu toko buku Gramedia di Jakarta, ia lantas bermimpi jika suatu hari nanti Ia ingin melihat bukunya sendiri berada diantara tumpukan buku-buku baru di toko buku tersebut.

Impian itu lantas membuatnya selalu bersemangat. Tulisan cerita kisah nyatanya pun berhasil ditulis hingga 300 halaman. Tak berhenti sampai disitu, Dhony kemudian berusaha untuk mencari penerbit yang bersedia mencetak tulisannya. Akhirnya pada tahun 2005, ia menjadi penulis baru. Buku telah berhasil terbit dan berjajar bersebelahan dengan buku-buku baru di toko. "Imajinasi tadi menjadi kenyataan, bukan?," tanyanya.

Lebih jauh, ia juga turut berbagi tentang jiwa seorang penulis. Ia merangkapnya menjadi 3P yaitu passion, patience dan perseverance. Selain sebuah kesukaan menulis membutuhkan kesabaran dan ketekunan untuk menghasilkan karyanya. "Menulis sebanyak 300 halaman itu kalau tidak sabar dan tekun tentu tidak akan selesai," pungkasnya.

Di akhir berbicaranya, ia lantas berbagai inspirasi kepada peserta. Jangan pernah meremehkan kekuatan seorang manusia, karena Tuhan sedikitpun tidak pernah. Karena hanya pengecut yang mengharapkan hidup yang sempurna. Serta tidak ada kerja keras tanpa impian, tidak ada impian tanpa kerja keras.

Kemudian, lebih jauh para peserta yang hadir pun merasa sangat puas dan mengaku banyak terinspirasi setelah mengikuti TEDx ITS 2013 ini. Misalnya salah satu finalis ITS Heroes 2013, Nur Silviyah Rahmi yang juga mengikuti talk live dari mulai awal turut merasa senang. Meskipun baru pertama mengikuti, tetapi baginya sudah sangat menginspirasi dan memotivasi dirinya. (akh/ran)

Berita Terkait