UNTL adalah satu-satunya universitas negeri di Timor Lorosa’e. Tiap tahun, universitas yang berdiri atas gagasan presiden pertama Timor Lorosa’e, Xanana Gusmao ini menerima mahasiswa sebanyak 1,5 ribu hingga 2 ribu mahasiswa. ”Akan tetapi, tahun depan, pemerintah kami meninginkan UNTL untuk menerima lebih banyak mahasiswa, berkisar 5 ribu orang,” kata Antonio Supareto, pembantu rektor bidang infrastruktur dan pengembangan proyek besar UNTL.

Untuk menampung jumlah mahasiswa tersebut, UNTL bermaksud membangun beberapa fasilitas akademik seperti ruang kelas, laboratorium, kantor serta beberapa bangunan lain. Karena itu, UNTL sengaja berkunjung ke beberapa kampus untuk mencari refensi dalam membangun. ”ITS kami pilih karena ada hubungan baik antara kami dengan beberapa dosen di ITS,” jelas Antonio.

Selain di ITS, rombongan ini juga sempat berkunjung ke beberapa kampus lainnya seperti IPB, ITB dan UGM. Akan tetapi, pada kunjungan ke kampus-kampus tersebut, UNTL tidak secara spesifik membahas tentang pembangunan infrastruktur kampus.

Di ITS, rombongan ini mendapat penjelasan mengenai proses pengelolaan beberapa fasilitas fisik seperti jalanan, gedung perpustakaan, wisma tamu serta pengelolaan fasilitas akademik seperti ruang kelas dan laboratorium. Lebih dari itu, mereka juga mendapat penjelasan singkat mengenai proses pembangunan mulai dari pelelangan tender hingga pihak-pihak yang terkait di dalamnya.

Antonio mengakui, proses pembangunan dan perizinan pembangunan di kedua negara tidak sepenuhnya sama. Nantinya, beberapa masukan yang diperoleh dari ITS akan diteruskan ke pemerintah untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan.

Selain berdiskusi, rombongan ini juga menempatkan diri untuk mengunjugi beberapa tempat di ITS seperti laboratorium Jurusan Teknik Sipil, gedung Perpustakaan dan gedung Pasca Sarjana. Antonio berharap, kunjungan ini dapat menjadi perekat hubungan baik antara kedua institusi. ”Semoga kedepannya kita bisa menjadi rekan kerja sama yang lebih baik lagi,” komentarnya pendek. (ram/ran)