Dari pihak pemerintah, tidak ada tanda-tanda untuk menunda pemberlakuan UU tersebut. Sebab, ke depannya akan sama saja. Hal ini disampaikan Ir Syaiful Hidayat, perwakilan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam National Engineering Seminar, Himpunan Mahasiswa Material dan Metalurgi ITS, Minggu (28/4).
"Baik perusahaan negeri maupun swasta, merasa diberatkan," ungkap Syaiful. Meskipun begitu, pemerintah tidak lepas tangan begitu saja. Pemerintah akan turut berusaha memenuhi tenggat waktu tersebut .
Untuk mewujudkan rencana ini, pemerintah melakukan segala upaya, dimulai dengan menyadarkan berbagai pihak. ”Pemerintah sering mengadakan sosialisasi lewat seminar. Mengundang pembicara yang ahli di bidangnya juga turut dilakukan,” tuturnya.
Selain itu, pemerintah sudah memasukkan rencana ini dalam masterplannya, MP3EI. Bahkan, pemerintah memfasilitasi penyediaan energi bagi perusahaan-perusahaan yang serius menggarap smelter ini. PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) akan dikerahkan untuk menfasilitasi energi tersebut.
”Sebenarnya, rencana ini didasari oleh pertimbangan untuk meningkatkan nilai tambah mineral,” lanjutnya. Dikatakan Syaiful, peningkatan ini penting untuk mencegah kerugian yang terus-menerus dialami bangsa ini ketika mengekspor barang mentah, yaitu menjual mineral mentah dengan harga rendah. Sedangkan, untuk membeli hasil olahan mineral dari negara lain, harus dengan harga tinggi.
Kelebihan yang didapat bukan hanya itu saja. ”Negara dan daerah sama-sama mendapat keuntungan. Penyerapan pajak dan dana perimbangan akan maksimal. Sementara daerah, akan mendapat retribusi dana.” tutur Syaiful.
Untuk itu, mineral yang berpotensial untuk digarap adalah bijih besi, bijih nikel, bijih bauksit, dan bijih aluminium. ”Mineral tersebut memiliki jumlah yang banyak di Indonesia ini,” ungkap pria kelahiran Medan tersebut.
Namun, Syaiful menyayangkan, masih saja ada perusahaan-perusahaan yang tidak tanggap. Sedikit perusahaan yang peduli akan rencana tersebut. ”Hanya 11 perusahaan yang mempunyai progres bagus. PT Antam dan PT Bintang Delapan Energy termasuk ke dalam daftar itu,” tuturnya.
Harry Pancasakti, General Superintendent Metallurgical Services PT Freeport Indonesia, turut memaparkan kesiapan industri dalam mewujudkan rencana tersebut. Begitu pula jika dilihat dari segi resiko dan peluang penerapannya.
”Jika rencana tersebut terealisasi saat ini juga, diperkirakan PT Newmont akan tutup. Sebab, ia belum memiliki industri smelter ini,” jelasnya. Akibatnya, hal ini akan merugikan Indonesia secara tidak langsung.
Senada dengan Harry, Ir Bouman Tiroi Situmorang, pembicara selanjutnya, menyebutkan empat prinsip dasar membangun smelter. Di antaranya, low investment and operational cost, high productivity, low of metal loss, dan environment friendly. Sedangkan, empat metode dalam melakukan pemurnian mineral adalah mineral process, pyrometalurgy, hidrometallurgy, dan electrometallurgy.
Ia memberikan contoh pengolahan mineral tembaga. Berbagai teknologi dalam memproses tembaga ini dapat dicoba. Meskipun begitu, Bouman menegaskan, terdapat tiga teknologi yang sering dipakai di Indonesia, yaitu autotec, ausmelt dan mitsubishi process. Karena, teknologi tersebut sangat ekonomis dan cocok untuk Indonesia. (nul/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung