Sebelum masuk dalam area pasar tradisional di luar Gedung Graha, pengunjung tentunya akan melewati sebuah ruangan yang dipenuhi koleksi foto hitam putih. Itulah Galeri Memoralibia. Dekorasi yang didominasi warna cokelat dan dipadu padankan dengan lampu sorot berwarna kuning menambah kesan tempo dulu pada ruangan tersebut.

Dalam ruangan tersebut pengunjung diajak kembali ke masa lalu tepatnya dalam beberapa peristiwa bersejarah di kota Surabaya. Berbagai peristiwa seperti halnya Insiden Perobekan Bendera, hingga pertempuran 10 November 1945 mewarnai galeri tersebut. ”Lukisan tersebut kami pinjam dari Museum Sepuluh Nopember Surabaya,” terang Muhamad Rangga Barmana, panitia.

Sebuah manekin mirip bung Tomo menjadi salah satu sorotan pengunjung yang hadir. Patung yang juga dipinjam dari Museum Sepuluh Nopember  tersebut sengaja diletakkan di tengah-tengah ruangan untuk mengingatkan pengunjung akan gelora semangat 10 November yang dikobarkan oleh Bung Tomo.

Tak hanya foto seputar sejarah ITS, beberapa foto awal mula ITS terbentuk pun turut ditampilkan. Mulai dari foto sewaktu kampus ITS masih di Baliwerti hingga kondisi kampus tahun 80-an. Berbeda dengan foto sejarah Surabaya, kali ini panitia mendapatkan foto-foto tersebut dari kearsipan ITS.

Suasana Jawa Timur semakin kental dengan adanya beberapa benda bersejarah khas Sampang. Rangga menjelaskan benda tersebut didapatkan dari beberapa museum di daerah Sampang. Pistol-pistol bersejarah yang digunakan dalam peperangan melawan penjajah juga menghiasi ruangan tersebut.

Walaupun tergolong sebagai wahana yang baru ada di ITS Expo, galeri tersebut mampu menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung yang hadir. ”Saya jadi tahu gimana sih pengkaderan di ITS dan kondisi ITS waktu dulu, walaupun saya sendiri bukan mahasiswa ITS,” tutur Nur Aini Suntoro, mahasiswa Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).

Untuk mempertahankan agar wahana tersebut tetap ada, tim Galeri Memoralibia pun menyediakan spanduk besar yang dapat ditulis saran dan pendapat terkait galeri tersebut. ”Saya harap galeri ini akan terus ada agar mahasiswa  tahu sejarah dari Surabaya khususnya sejarah ITS,” pungkasnya. (sha/izz)