Sepenggal cerita di atas merupakan kisah petualangan Gajah Mada yang ditampilkan secara apik pada upacara penutupan ITS Expo 2013. Suguhan cerita tersebut merupakan karya kolaborasi dari Tim Pembina Kerohanian Hindu (TPKH), UKM Tiyang Alit, UKM Musik dan Unit Kegiatan Tari dan Karawitan (UKTK) Rara Kananta. Penampilan mereka berhasil memukau ribuan penonton ITS Expo.

Sebelumnya, diceritakan pula bagaimana Gajah Mada bersumpah untuk menghindari kenikmatan duniawi sebelum berhasil mempersatukan nusantara. Ia telah berkelana ke berbagai negeri untuk memenuhi sumpahnya. Terkadang, ia diterima dengan baik tanpa perlawan apa pun. Tapi tidak jarang pula, ia harus menghadapi berbagai bentuk perlawanan seperti yang terjadi di Kerajaan Bali.

Niat baik Gajah Mada tidak bisa diterima secara baik oleh Patih Kebo Iwo. Alih-alih diterima dengan baik, Kebo Iwo malah menantang Gajah Mada berduel. Adu kekuatan antara dua patih ini pun tidak terelakkan. Tatkala Gajah Mada menghunus keris, Kebo Iwo secara tidak sengaja melepaskan jimat kebalnya. Dalam hitungan menit, matilah Kebo Iwo terkena tusukan keris Gajah Mada.

Diiringi 30 penari kecak, drama penaklukkan Kebo Iwo menjadi pertanda tunduknya kerajaan Bali pada Majapahit. Sebelumnya, Kebo Iwo dikenal sebagai salah satu pendekar Bali yang tidak terkalahkan. Ia memiliki jimat berbentuk kalung yang membuatnya tak bisa terluka oleh senjata apa pun. ”Dalam cerita sesungguhnya, Kebo Iwo tidak dibunuh dengan keris melainkan dengan batu kapur,” kata Putu Angga Bujana, konseptor.

Angga menjelaskan, dalam menyelenggarakan pertunjukan ini, ia dan timnya dari TPKH telah berlatih setidaknya selama empat hari. Sebanyak 70 anggota TPKH terlibat dalam menyukseskan pertunjukkan. Angga mengaku, tidak ada kendala berarti yang ia dan timnya hadapi dalam mempersiapkan pertunjukan ini. ”Kendala paling berat hanya ketika penyamaan suara untuk penari kecak,” kata mahasiswa Jurusan Teknik Geomatika ini. (ram/izz)