Acara yang berdurasi tiga jam ini memebeberkan kiat-kiat ketika melakukan suatu seleksi wawancara. Di antaranya adalah pemahaman dan pengetahuan peserta dalam menghadapi situasi wawancara. ”Peserta harus paham hal-hal apa saja yang ia bawa ke meja wawancara, ini sangat terkait dengan tujuan mereka dalam menerima beasiswa studi lanjut di luar negeri,” papar Dr Ing Ir Haryo Sulistiyarso, dosen Jurusan Perencanaan Wilayah Kota (PWK) ITS.
Ia mengatakan terdapat pembobotan tertentu dalam menilai peserta wawancara. Seperti misalnya potensi akademik bernilai 25 persen, pengalaman penelitian sebesar 20 persen, dan hubungan antara studi tujuan serta studi sebelumnya yang dijalani sebesar 15 persen. ”Kesiapan peserta untuk menempuh pendidikan di luar negeri juga dinilai sekitar 30 persen dan sisanya adalah pertimbangan lain seperti kompetensi yang dipilih,” jelasnya.
Ia juga mengungkapkan, umumnya peserta akan menghadapi 2 hingga 3 pewawancara dengan fokus ujian yang berbeda. ”Kalau beasiswa dari luar negeri seperti DAAD dan AMINEF umumnya terdapat dua profesor asal negara masing-masing dan satu orang asal Indonesia,” terang pria yang juga aktif sebagai pewawancara dalam seleksi yang diselenggarakan DIKTI ini.
Ir Eddy S Soedjono Dipl SE MSc PhD, pemateri, juga menjelaskan bahwa sesi wawancara umumnya dijalani melalui tiga tahap. Yakni sesi pemaparan berdurasi 30 menit, sesi diskusi berdurasi 15 menit, dan sesi simulasi berdurasi 40 menit. ”Karena itu, peserta dituntut untuk benar-benar memahami dan menganalisa kondisi apa yang akan terjadi ketika proses wawancara berlangsung,” papar dosen Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini.
Ia pun memberikan tips untuk menghadapi hal tersebut. Di antaranya adalah peserta harus paham tujuannya mengapa melanjutkan studi di luar negeri. Peserta juga harus mempersiapkan proposal pengajuan pembimbing di perguruan tinggi tujuan. ”Hal mendetail seperti uji kelayakan kampus tujuan, beasiswa, cuaca di daerah tujuan hingga sisi personality peserta juga menjadi hal yang akan dinilai,” terangnya.
Soedjono juga mengatakan bahwa diperlukan keterampilan untuk dapat meyakinkan pewawancara. Peserta perlu memiliki jejak akademik, kemampuan berbahasa, dan kepribadian yang baik. ”Supel, cerdas, dan percaya diri adalah yang utama,” pungkasnya. (man/izz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan