ITS News

Minggu, 21 Desember 2025
18 April 2013, 21:04

Kenang Istri, Daniel Gelar Pameran Sulaman

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Yuyun Setiawinarni Tri Yogi, istri rektor ITS, yang didaulat membuka pameran banyak memuji karya Ratna. Menurutnya, karya Ratna bisa memberikan inspirasi kepada banyak wanita di Indonesia. Yuyun bahkan tidak segan mengajak para ibu lainnya untuk belajar dari sosok Ratna.

Karya sulaman Ratna banyak bercerita tentang keindahan alam dan anak-anak. Sulaman-sulaman tersebut dibuat selama 10 tahun terakhir hingga menjelang wafatnya. Untuk satu sulaman, Ratna bisa menghabiskan waktu dari tiga bulan hingga sembilan bulan. ”Sulaman yang bercerita tentang proses pengambilan bulu domba dikerjakan selama sembilan bulan,” terang Daniel.

Dari seluruh karya Ratna, Daniel paling menggemari karya yang berjudul Dermaga. Sulaman tersebut bercerita tentang situasi dermaga dengan kapal-kapal yang bersandar di dalamnya. Daniel sendiri, dalam kehidupan rumah tangganya, menganggap Ratna sebagai dermaga hidupnya. ”Dia adalah dermaga dan saya kapalnya. Setiap kali saya pergi saya pasti akan kembali kepadanya. Tapi ketika dia sudah tiada, saya merasa seolah-olah tidak punya tujuan untuk pulang,” kata Daniel.

Hasil sulaman Ratna sukses membuat banyak pengunjung berdecak kagum. Drs Fuad Cholisi M Sc M Phill, salah seorang pengunjung bahkan mengaku terharu melihat karya almarhumah. Walaupun tidak mengenal Ratna secara dekat, namun Fuad merasa bisa memahami Ratna dari karya-karyanya. ”Dari karyanya, saya bisa melihat bahwa almarhumah adalah seorang yang menyukai alam, pengagum keindahan, pendidik dan juga seorang pecinta yang agung,” ungkap Fuad yang juga dosen Humaniora ITS ini.

Kampanyekan Pendidikan di Rumah
Melalui pameran ini, Daniel juga hendak mengampanyekan pentingnya pendidikan di rumah. Menurutnya, peran seorang ibu sangatlah penting dalam mendidikan anak-anaknya. Sayangnya, saat ini, peran seorang ibu rumah tangga seringkali dianggap kurang bergengsi dibanding pekerjaan di luar rumah. ”Padahal, pendidikan dalam keluarga itu seperti sarapan dan makan malam bagi anak-anak. Masa depan bangsa ini tidak terletak di sekolah, tapi di rumah,” kata Daniel.

Guru besar Fakultas Teknologi Kelautan ini menerangkan, melalui peran seorang ibu, rumah seharusnya bisa menjadi unit paling produktif. Dari rumah, seorang ibu mampu menggerakkan ekonomi berbasis rumah tangga seperti pekerjaan menyulam dan membuat kerajinan.

Namun kini, karena ketiadaan peran ibu, rumah malah menjadi unit paling konsumtif dalam masyarakat. ”Tidak ada lagi kegiatan produktif yang dilakukan. Yang ada hanya kegiatan seperti menonton TV saja. Seorang anak akan jadi baik ketika pendidikan dalam rumahnya beres. Tidak masalah apabila di sekolahnya tidak terlalu bagus,” pungkas Daniel. (ram/nir)

Berita Terkait