Mohamad Firdaus Budi Waluyo ST MST, alumni Jurusan Teknik Elektro yang kini bekerja di Amerika, membagi kisah inspiratifnya tentang bekerja di luar negeri. Pasalnya, sosok satu ini punya pengalaman yang fantastis. Dulunya, Waluyo termasuk mahasiswa yang biasa-biasa saja. Indeks prestasinya pun tidak bisa dikatakan tinggi. ”Dulu Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) saya hanya 2,6 saja,” ujarnya.
Yang membuat sosok ini inspiratif adalah bagaimana dengan IPK yang rendah tersebut ia dapat bersaing di kancah global. Hingga dapat meraih mimpinya untuk mengambil studi master di luar negeri. ”Saya saja yang ber-IPK rendah dan biasa-biasa saja bisa, apalagi yang lebih baik dari saya kan?” tanyanya sambil bercanda kepada peserta.
Meski saat ini telah sukses berkiprah di luar negeri, Waluyo mengaku masih ingin mengulang masa mahasiswa lagi. Ia ingin melakukan banyak hal yang seharusnya dapat menunjangnya agar lebih cepat berkiprah di luar negeri. Hal ini lantaran Waluyo baru bisa ke luar negeri setelah tujuh tahun lulus dari ITS.
Beberapa hal yang ingin ia lakukan jika ia menjadi mahasiswa yakni memiliki mimpi yang tinggi. Tak hanya itu, ia juga akan merumuskan sketsa mimpi beserta strategi pencapaiannya. Dulu, hal inilah yang belum dilakukan oleh Waluyo. Ia menyesal tidak membuat sebuah roadmap strateginya akan menjadi apa ketika sudah lulus nantinya. ”Saya hanya terpaku pada ingin ke luar negeri, tapi tidak pernah benar-benar memetakan bagaimana strateginya dan cara mencapainya,” tuturnya.
Tidak hanya itu, ia juga akan menguasai bahasa Inggris dan aktif mengikuti kegiatan laboratorium maupun training. Hal itulah yang akan dilakukan Waluyo jika ia dapat mengulang masa-masa kuliahnya. ”Yang paling penting adalah membangun self-confidence dengan cara mempelajari satu bidang yang spesifik,” jelasnya.
Namun, meskipun telah menguasai satu bidang spesifik, dalam dunia kerja tidak ada kata berhenti untuk belajar. Selalu ada motivasi untuk terus belajar meningkatkan kualitas diri dan kualitas pekerjaan. Misalnya pengalaman Waluyo ketika dihadapkan dengan pekerjaan yang erat kaitannya dengan software System Application and Product (SAP) di Amerika.
Meskipun ia bukan bidang IT dan komputer, karena ada kesempatan untuk berkarir dibidang itu, ia tidak ragu-ragu untuk mengambilnya. Tidak setengah-setengah, ia pun belajar sungguh-sungguh hingga bisa menjadi ahli dalam bidang tersebut. ”Tidak selalu bergantung pada bidang yang anda kuasai, setiap kali ada kesempatan, dimanfaatkan dengan sebaik mungkin,” ungkapnya. (fin/fz)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung
Kampus ITS, ITS News — Guna meneguhkan komitmen sebagai World Class University (WCU), Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menyiapkan