Dalam pelatihan ini Nanik membeberkan berbagai rahasia suksesnya dalam mengelola bisnis sampah daun ini. Nanik mengatakan, proses pengolahan sampah dimulai dengan merebus daun dalam air mendidih yang telah dicampur asam sitrat. Hal ini bertujuan agar daun tampak cantik berwarna coklat.
Selanjutnya, daun dikeringkan dengan cara disetrika. ”Daun siap dijahit atau ditempelkan di peralatan rumah tangga,” jelasnya. Dengan begitu, sampah daun memiliki nilai jual lebih tinggi. Bahkan, karya Nanik ini telah menyentuh pasar luar negeri.
Lebih lanjut, mahasiswi Jurusan Arsitektur ini menjelaskan bahwa selama ini sampah daun di kawasan mangrove Wonorejo ini tidak terorganisasi dengan baik. "Petugas kebersihan saja tidak ada, kita ingin sampah daun ini bisa menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai jual oleh masyarakat Wonorejo ini,” lanjutnya.
Setelah pelatihan ini, Virra merencanakan akan melakukan monitoring terhadap ibu-ibu peserta untuk keberlangsungan programnya. ”Kita tetap monitoring seminggu sekali agar kegiatan ini mencapai tujuannya, setelah itu hasil nyata dari peserta akan kita pamerkan,” ujarnya lagi. (ais/ran)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung