Pelatihan yang  dihelat di Ruang Sidang Jurusan Teknik Lingkungan ITS ini ditujukan kepada para pelajar, mahasiswa, konsultan tata kota, dan juga praktisi. Sehingga diharapkan semua kalangan sudah bisa merancang bagaimana menciptakan sebuah RTH di wilayahnya masing-masing. ”Transfer pengetahuan mengenai RTH kami lakukan agar tertanam pentingnya sebuah RTH dan bagaimana menciptakannya dengan baik dan benar,” terang Alia Damayanti ST MT PhD, pemateri pelatihan.

Dalam paparan materinya, dosen Teknik Lingkungan ini memberikan sejumlah trik dalam memilih tanaman yang baik untuk RTH. Tujuannya, agar tanaman dapat tumbuh baik dan dapat menanggulangi masalah lingkungan yang muncul. Pertimbangan pemilihan tanaman dilihat dari berbagai aspek, yaitu aspek hortikultural, arsitektural, dan artistik visual guna menunjang estetika urban design.

Berdasarkan fungsinya dalam lanskap secara umum, tanaman dapat berfungsi sebagai pengontrol pemandangan, penghalang secara fisik, pengontrol iklim, pelindung dari erosi, dan pemberi nilai estetika. ”Pohon yang ditanam untuk RTH harus bisa memberikan efek positif dan bisa mengisi semua space yang ada dengan baik,” ujar Alia.

Sebelumnya, pemateri lain Prof Dr Ir Sarwoko Mangkoedihardjo MscES, mengungkapkan bahwa dalam memilih suatu lahan untuk RTH di kota Surabaya sebaiknya yang menyebar dari utara ke selatan. Hal ini berkaitan dengan arah angin di Surabaya yang kebanyakan bertiup dari barat ke timur. ”Gunanya untuk memfilter segala polusi yang terbawa oleh angin tersebut, sehingga bisa membantu menetralkan udara di sekitarnya,” papar guru besar Teknik Lingkungan ITS ini.

Pemateri lain yang dihadirkan adalah Ir Irwan Bagyo Santoso MT yang memaparkan tentang perhitungan evaluasi ruang terbuka hijau perkotaan. Menurutnya, yang disebut dengan RTH itu adalah semua penampakan hijau. Dalam hal ini area atau lahan yang berisikan tanaman hijau. ”Fungsi RTH itu sebagai produsen oksigen dan reservoir air,” jelasnya. (*/izz)