ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
31 Maret 2013, 19:03

Berbagi Info UKT di Masyarakat

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Taman Bungkul tampak ramai dengan pejalan kaki dan orang-orang yang asyik bersepeda di area car free day. Saat bendera dengan lambang ITS dikibarkan, sontak perhatian pengunjung pun terarah ke puluhan mahasiswa yang mengenakan jas almamater tersebut. Long march pun dilakukan di sepanjang area car free day.

”Mulai tahun 2013 jumlah uang SPP bisa meningkat akibat UKT,” teriak Aditya Kurniawan dari Kementerian Sospol BEM ITS dengan lantang. Ia pun menjelaskan tentang kenaikan SPP tiap bulan. Khususnya di ITS, kenaikannya bisa mencapai Rp 2,5 juta hingga Rp 7,5 juta tiap semesternya bila UKT ini resmi dilaksanakan.

Tak hanya orasi, aksi teatrikal pun turut dilakukan. Salah satu mahasiswa memerankan sosok Prof Dr Ir Mohammad Nuh DEA dengan memakai topeng Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tersebut. Sedangkan, beberapa mahasiswa menggambarkan masyarakat umum. Mereka duduk bersila di bawah seraya membawa kertas bertuliskan SPP. Namun, Nuh mengambil kertas SPP tersebut dan menggantinya dengan UKT.

Penggambaran tarik ulur antara birokrasi dan pemerintah juga digambarkan dengan tarik tambang. Hal tersebut bermakna pihak birokrasi, khususnya di ITS, tampaknya masih kurang setuju terkait dilaksanakannya UKT karena pihak kampus turut mengalami defisit. Tak tanggung-tanggung, diperkirakan ITS dapat defisit hingga Rp 39 miliar.

Namun sayangnya, banyak masyarakat yang tidak tahu seputar UKT. Sugi misalnya, ayah dengan dua orang anak ini mengaku tidak tahu danya UKT. Ia yang sedang asik bersepeda di area taman Bungkul pun mengaku kaget dengan adanya UKT. ”UKT dapat membebankan masyarakat yang ingin menyekolahkan anaknya, terlebih lagi bila tidak mendapatkan beasiswa,” terangnya.

Yoga Widhia Pradhana, Menteri Sospol BEM ITS menerangkan bahwa aksi ini juga dilakukan supaya masyarakat dapat mengetahui dan paham akan adanya UKT. Ia pun turut memaparkan akan pentingnya sosialisasi dan jaring aspirasi dari masyarakat ini, yakni agar dapat menghasilkan produk kajian yang komprehensif. Pasalnya, setelah beberapa waktu lalu berdiskusi dengan pihak rektorat, kini perlu dilihat antusiasme masyarakat dengan memberikan lembar kuisioner terkait adanya UKT.

”Aksi ini juga dilakukan untuk membuktikan kepada masyarakat bahwa mahasiswa juga bisa aksi tanpa anarkis,” ujar Yoga. Hal tersebut dibuktikan dengan ajakan untuk selalu tersenyum dan menyapa masyarakat Surabaya yang ada di Taman Bungkul. Tak hanya itu, saat melewati jalan dengan brosur dan sampah yang berserakan, mereka juga turut memungut sampah tersebut.(sha/esy)

Berita Terkait