Pemilihan tema Urban Heritage sebenarnya diinisiasi oleh kepedulian anggota HMPL terhadap peninggalan tempat-tempat bersejarah di wilayah Surabaya. Banyak masyarakat kota pahlawan yang belum menyadari tentang keberadaan tempat-tempat tersebut sehingga perlu adanya pencerdasan.

”Tujuan kami hanya memperkenalkan lokasi-lokasi bersejarah yang ada di Surabaya,” ujar Dini Faza, panitia acara Amazing Race 2013. Beberapa lokasi tersebut diantaranya Kebun Binatang Surabaya (KBS), Tugu Pahlawan, Taman Jayengrono, Apsari, dan Gaekoentok.

Dini menambahkan, untuk sistematika acaranya sendiri tak jauh berbeda dari tahun lalu. Peserta yang sudah mendaftar dalam bentuk tim akan melakukan perjalanan panjang dari KBS menuju Jurusan Planologi. Selama perjalanan, mereka harus melewati beberapa pos yang merupakan lokasi bersejarah di Kota Surabaya.

Selain itu, dalam perjalanan menuju Jurusan Planologi ITS, peserta tidak diperkenankan membawa alat komunikasi elektronik serta uang pribadi. Mereka hanya dibekali uang senilai Rp 65 ribu sebagai biaya transportasi. ”Uang tersebut harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin agar cukup untuk membiayai perjalanan dari posisi awal, pos, hingga finis,” ujar Dini.

Konseptor acara Amazing Race 2013, Afidah Musahollina menjelaskan, nominasi pemenang akan diambil dari tim yang mengoleksi poin paling banyak. Pengumpulan poin tersebut diambil melalui catatan waktu peserta dari berangkat hingga garis finis. Selain itu, peserta juga akan dites mengenai materi peninggalan tempat bersejarah yang didapatkan ketika berada di pos.

Joko Rahmat, juara pertama Amazing Race 2013 memberikan apresiasi tersendiri terhadap pelaksanaan acara ini. Banyak sekali manfaat yang diperoleh peserta mulai dari mengenal tempat bersejarah di Surabaya, menyehatkan jasmani, hingga mengetahui jalur operasi angkutan kota (angkot). ”Dari acara ini, kita jadi hafal jalur trayek angkot di Surabaya,” canda Joko.

Namun, pemuda yang juga berstatus sebagai mahasiswa ITS ini menyarankan agar cakupan wilayah untuk pelaksanaan Amazing Race tahun depan dapat lebih ditingkatkan. Pasalnya, pada penyelenggaraan tahun ini, pos-pos yang disediakan sebagian besar berada di kawasan Surabaya pusat sehingga kurang menjamah seluruh wilayah Surabaya. ”Malahan, kalau bisa sampai wilayah Sidoarjo, Gresik dan sekitarnya pasti lebih seru,” saran Joko. (ali/ald)