Ir Muhammad Faqih MSA PhD, Pembantu Rektor 2 ITS menjelaskan, sistem pembayaran UKT memungkinkan mahasiswa membayar uang kuliah sesuai kemampuan ekonomi orang tuanya. Artinya, mahasiswa dengan kemampuan ekonomi rendah akan mendapat beban biaya yang rendah pula. Sebaliknya, mahasiswa dengan kemampuan ekonomi tinggi akan membayar lebih banyak. ”Bahkan, ada kuota tertentu sehingga mahasiswa miskin dibebaskan dari pembayaran uang kuliah,” kata Faqih.

Faqih melanjutkan, kunci dari keberhasilan sistem ini terletak pada verifikasi data penghasilan orang tua mahasiswa baru. Kata Faqih, ketika proses pendaftaran ulang, mahasiswa akan diminta untuk mengisi form penghasilan orang tua mereka. Data ini kemudian akan menjadi pedoman dalam menentukan besar uang kuliah yang harus dibayarkan setiap mahasiswa.

Akan tetapi, proses verifikasi data tidak berhenti sampai di situ. Data yang masuk tersebut harus dipastikan kebenarannya secara langsung. Faqih menyebutkan, proses ini akan melibatkan banyak mahasiswa untuk melakukan kunjungan di rumah setiap mahasiswa baru. ”Prosesnya kira-kira sama dengan proses verifikasi data untuk mahasiswa penerima beasiswa bidik misi,” jelas Faqih.

Bila pada proses verifikasi data penerima beasiswa bidik misi hanya fungsionaris BEM ITS saja yang terlibat, maka pada pelaksanaan UKT ini, Fakih juga meminta setiap Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) untuk turut membantu. ”Peran ini sangat penting karena ada sekitar 3.000 mahasiswa baru yang akan diterima tahun 2013 ini,” jelas Faqih.

Ia juga menjelaskan, besar uang kuliah mahasiswa bisa saja berubah tiap semesternya. Hal tersebut merupakan respon dari ketidakstabilan penghasilan orang tua mahasiswa. ”Bila nanti ada orang tua mahasiswa yang tiba-tiba menjadi kaya raya atau jatuh miskin, uang kuliah bisa saja berubah. Asal, mereka mau melaporkan perubahan penghasilan tersebut pada ITS,” pungkas Faqih. (ram/esy)