ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
24 Maret 2013, 14:03

Berbagi Kiat Sukses Pasca Kuliah

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Selepas kuliah, para sarjana baru pasti berhadapan dengan berbagai pilihan. Ada yang akan memilih untuk mencari kerja di sebuah perusahaan, ada yang memilih untuk menjadi spesialis profesional atau melanjutkan studi lagi. Ada pula yang memilih untuk menciptakan lapangan kerja itu sendiri. Tentunya hal ini lebih bagus, apalagi bila yang dikembangkan sesuai dengan hobi dan kesukaan lulusan itu sendiri.

Namun bagi para pencari kerja, perlu diingat bahwa kumpulan skill hasil kuliah saja belum cukup. Setidaknya ada tiga poin penting yang perlu diingat agar bisa sukses mencari kerja. Semua dipaparkan oleh Rudi dalam acara bertajuk Life and Career Breakthrough (LCB) oleh Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (BEM FTI).

Yang pertama adalah terkait adaptasi dengan kondisi transisi dari mahasiswa menjadi karyawan. Waktu kerja atau belajar selama mahasiswa yang fleksibel berubah menjadi waktu kerja karyawan yang selalu terikat waktu. Bagi yang tak menyadarinya, mungkin akan kesulitan untuk beradaptasi dengan disiplin tersebut.

Yang kedua, tenggat waktu pelaksanaan kerja yang lebih kaku. "Kalau masih kuliah, kalian telat ngumpulin mungkin masih ada yang bisa diterima oleh dosen. Tapi kalau sudah bekerja dan terlambat, maka nilai merek anda berkurang," lanjutnya.

Saat masa mahasiswa, konsekuensi hasil kerja ditanggung sendiri oleh mahasiswa tersebut. Ketika menjadi karyawan, justru hasil kerja tersebut harus memenuhi standar yang ditentukan perusahaan. "Jika tidak, maka anda mungkin tidak lama berada di perusahaan tersebut," paparnya mengenai poin terakhir.

Tips untuk engineers
Profesi insinyur di Indonesia ternyata belum benar-benar diincar para lulusan. Fakta mengenai 10 pekerjaan paling populer dicari oleh para fresh graduate menunjukkan bahwa pekerjaan berhubungan dengan dunia teknik justru menempati dua urutan terakhir. Yang teratas termasuk pengembang software, akuntan dan auditor, lalu analis riset pasar atau spesialis marketing.

Menurut Rudi, posisi engineer di lapangan sering kali berada di bawah posisi bidang marketing. Oleh karena itu, sarjana Teknik Kimia ITS ini juga mewanti-wanti agar tidak hanya belajar ilmu teknik saja. "Seorang insiyur itu juga harus belajar ilmu ekonomi, karena lambat laun kita juga membutuhkan jasa auditor untuk menghitung harta kita," tuturnya. (akh/lis)

Berita Terkait