Koordinator Pomits 2013 cabor sepak bola, Harish Adiyat mengatakan, kemoloran laga final antara FTK versus FTI sebenarnya bukan karena faktor kesengajaan. Namun, disebabkan kendala cuaca yang sering hujan, sehingga lapangan pertandingan tidak dapat digunakan. ”Bukan hanya pertandingan ini, beberapa laga sebelumnya juga sempat molor,” ujarnya.
Sementara itu, untuk atmosfer pertandingannya sendiri berjalan cukup menarik. Kedua kesebalasan saling jual beli serangan sejak dibunyikan peluit pertama tanda dimulainya pertandingan. Sejumlah peluang yang diciptakan tim FTK gagal dieksekusi untuk menjadi gol. Hal tersebut harus dibayar mahal oleh tim FTK karena kesebelasan FTI sukses melesakkan dua gol pada babak pertama.
Memasuki 45 menit babak kedua, pertandingan berjalan lebih seru lagi. Pertarungan lini tengah kedua tim berlajan cukup ketat. Namun, memasuki menit ke 60, kordinasi antar pemain FTK mulai menurun. Hasilnya, mereka harus menerima hukuman dari tim FTI dengan memungut bola dari gawangnya sendiri untuk yang ketiga kalinya.
Tertinggal tiga gol, membuat mental bertanding anak-anak FTK drop. Kesempatan tersebut kembali dapat dimanfaatkan dengan baik oleh mahasiswa FTI. Melalui umpan terukur yang sangat baik, penyerang utama FTI, Abner Arne berhasil meloloskan diri dari jebakan offside dan dengan mudah menjebloskan bola ke gawang FTK.
Ikrarda Tegar, kapten tim FTI mengungkapkan, kunci dari kemenangan timnya adalah kordinasi dan konsentrasi penuh selama 90 menit. Selain itu, mengenali tipe permainan lawan dan teman dalam satu tim juga menjadi faktor yang tak boleh dilupakan. ”Kami sudah bermain bersama cukup lama. Dan tim ini adalah tim yang sama ketika menjuarai kompetisi dies natalis beberapa waktu lalu,” ujar mahasiswa Jurusan Teknik Fisika tersebut.
Sementara itu, kapten tim FTK, Regina Adi Feryana juga mengakui kalau persiapan tim FTI kali ini jauh lebih matang dari pada FTK. Tim FTI memiliki materi pemain dengan kualitas di atas rata-rata. Selain itu, mereka juga memiliki jam terbang lebih banyak dari pada tim FTK. ”Untuk kompetisi Pomits ini, kami belum pernah latihan bersama sama sekali,” tuturnya.
Meskipun begitu, Regina tetap bersyukur tim FTK dapat meraih posisi runner up. Pasalnya, tak ada target khusus dari awal karena persiapan tim yang minim. Lebih dari itu, mahasiswa Jurusan Teknik Perkapalan ini juga menghimbau agar para pemain FTK tak kecil hati. Sebab, setelah ini masih ada seleksi individu untuk menjadi kontingen sepak bola ITS di ajang Pekan Olahraga Mahasiswa Daerah (Pomda) Jawa Timur 2013. (ali/ald)