Astronot wanita itu adalah Pratiwi Pujilestari Sudarmono, salah satu astronot pertama dari Indonesia yang ikut terbang bersama NASA dua puluh delapan tahun silam. Dalam kesempatan ini, Pratiwi menjelaskan tentang potensi ilmuwan Indonesia yang sangat besar. Potensi yang kemudian tidak bisa berkembang karena kurang adanya dukungan dan motivasi yang diberikan.
Pratiwi mengatakan bahwa saat ini ada anggapan yang mengatakan ilmuwan dinomorduakan setelah engineer. Menurutnya, itu adalah salah hal satu yang membuat ilmuwan Indonesia kalah dengan ilmuwan negara lain. Sehingga tidak heran jika akhirnya banyak ilmuwan Indonesia yang bekerja di luar negeri. "Terutama dana penilitaian yang sering kurang di Indonesia, sehingga banyak yang lebih cenderung bekerja di luar," ungkapnya.
Ia melanjutkan, budaya riset sejak dini di Indonesia juga merupakan hal yang mulai perlu dikritisi. Bukan berarti harus bisa menghasilkan banyak riset dalam waktu tertentu, melainkan motivasi dan semangat ilmuwan untuk melakukan riset yang perlu ditingkatkan lagi. "Kalau pemerintah selalu mendorong dan mendukung suatu riset, pasti budaya itu akan tumbuh," lanjut wanita yang kini menjabat sebagai Profesor Mikroniologi di Universitas Indonesia (UI), Jakarta.
Maka dari itu, untuk membuat Indonesia unggul sebagai negara yang berdaya saing, budaya riset sangatlah penting untuk dibenahi sejak saat ini. Pratiwi mengatakan, hanya orang Indonesia sendiri yang tahu seluk beluk bangsanya. "Bukan orang Amerika atau negara lain yang boleh mengaku tahu tentang apa yang ada di negara ini," ungkap Wakil Dekan Fakultas Kedokteran UI tersebut.
Sedikit membagi pengalaman terbang ke luar angkasanya, Pratiwi menjelaskan bagaimana kesempatan untuk terbang bersama NASA dapat ia peroleh. Ia menuturkan, pada tahun 1985 yang lalu, setelah pulang dari studi di Universitas Osaka, Jepang ia ditawari untuk ikut seleksi dalam misi Wahana Antariksa NASA STS-61-H. "Alhamdulillah, dari saat itu saya berkesempatan untuk ikut dalam misi tersebut," tutupnya. (akh/ald)
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin
Kampus ITS, ITS News – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) dengan bangga dapat berpartisipasi dalam ekspedisi ilmiah internasional “OceanX –
Bangkalan, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) terus berupaya untuk mendorong pengembangan dan kemandirian ekonomi pondok pesantren.