Dalam suasana yang tenang dan mendebarkan, Guntur memasuki ruangan sidang untuk melakukan sidang terbuka promosi doktornya. Dalam sidangnya tersebut, turut hadir pula Bupati Kabupaten Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas MSi dan Wakil Bupatinya, Yusuf Widyatmoko Ssos.
Guntur dibimbing oleh Prof Dr Ir Sarwoko Mangkoediharjo MScES, Prof Ir Wahyono Hadi MSc PhD, dan Ir Eddy Setiadi Soedjono Dipl SE MSc PhD. Ia melakukan penelitian terkait solusi untuk menyelesaikan masalah di kawasan industri perikanan di Kabupaten Banyuwangi. Tepatnya, ditujukan untuk memperoleh konfigurasi sistem detoksifikasi air limbah yang dapat mewakili kondisi kualitas air limbah perikanan di Kota Pantai Muncar.
Pasalnya, Kota Muncar Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai kota pesisir dan produsen ikan terbesar di Jawa Timur sekaligus di Indonesia. Berdasarkan data Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Banyuwangi, di Kota Muncar terdapat 72 industri besar perikanan dan 96 industri kecil perikanan. Sehingga ini menjadi lahan strategis untuk Guntur dalam melakukan penelitiannya.
Secara garis besar, disertasinya dilakukan dalam tiga kali penelitian. Penelitian pertama ditujukan untuk mendapatkan kualitas air limbah, badan air penerima, dan dampak yang ada.
Penelitian yang kedua ditujukan untuk mendapatkan potensi sistem biotoksifikasi melalui pengamatan efek air limbah terhadap benur udang windu dan daphnia. ”Penelitian yang ketiga ditujukan untuk mendapatkan sistem detoksifikasi air limbah yang hasil pengolahannya tidak memberi efek terhadap ikan kerapu,” ungkap pria kelahiran 1 Mei 1966 itu.
Ia menambahkan, temuan terbaru yang terpenting menurutnya adalah adanya siklus pertumbuhan-mati-pulih pada daun eceng gondok. Hal itu menyatakan lamanya eceng gondok mengolah air limbah selama tiga minggu.
Hasil umum penelitiannya ini menjadi konfigurasi sistem detoksifikasi air limbah perikanan Kota Pantai Muncar. ”Dengan komponen utama sedimentasi aerasi dan fitotoksifikasi eceng gondok serta benur udang windu dan daphnia sebagai biota indikator kualitas air limbah terolah,” jelas pria yang menjabat sebagai Kepala Dinas PU pengairan Banyuwangi tersebut.
Keuntungan yang dihasilkan dari disertasinya ini cukup signifikan. Hanya dengan menggunakan kolam aerasi, sedimentasi serta kolam eceng gondok, dapat mereduksi cukup banyak zat beracun yang terkandung dalam air limbah industri. Seperti halnya mereduksi kadar Biochemical Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), amoniak dan fosfat.
Guntur berharap, penelitian ini mampu dijadikan sebagai regulasi di Kabupaten Banyuwangi. Ia pun telah menyiapkan langkah strategis untuk melakukan langkah berkelanjutan dari hasil disertasinya tersebut. ”Utamanya dengan melakukan sosialisasi terlebih dahulu,” pungkasnya. (qly/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung