Disertasi yang diusung bertema Rancang Bangun Mekanisme Multi Layer Piezoelectric Vibration Energy Harvesting pada Sistem Suspensi Kenderaan. Perhatian pada disertasi doktornya berawal dari fenomena banyaknya energi kenderaan terbuang dalam bentuk, panas, gesekan dan getaran. Sementara itu, getaran yang signifikan terjadi pada sistem suspensi kenderaan.
Inovasi yang ia angkat yaitu pengganti material suspensi kenderaan konvensional menjadi material piezoelectric. Wiwiek menjelaskan, material tersebut bisa menghasilkan energi listrik apabila diberi gaya tekan dan gaya tarik. Kedua permukaannya mempunyai beda potensial dan jika mengalami deformasi, akan menyebabkan loncatan-loncatan elektron di dalamnya.
Dengan modal tersebut, ia mengikuti program doktoral jurusan Teknik Mesin ITS. "Saat program tersebut buka pada tahun 2009, saya bersama kedua dosen Teknik Mesin lainnya ditawari untuk ikut," ujar Wiwiek. Waktu itu mereka tidak langsung menerimnya. Yang menjadi pertimbangan mereka adalah belum ada beasiswa penelitian pada program baru ini, sehingga harus memakai dana sendiri.
Oleh sebab itu, dua dosen lainnya urung mengikuti program doktor ini. Akhirnya hanya Wiwiek yang mengikutinya. Meski begitu, ibu satu anak tersebut tetap optimis bisa mencari beasiswa dari sumber lain.
"Alhamdulillah saya mendapat dana dari penelitian lain yang saya jalani selama kuliah," ujarnya. Meskipun begitu, semuanya tidak berjalan seperti yang direncanakan. Dana riset yang didapatnya selalu bersifat parsial. Oleh karena itu, Wiwiek sering merasa cemas penelitiannya tidak akan jalan.
Namun semangat pantang menyerah Wiwiek ditunjukkan dalam tujuh semester studinya. Etos kerja Wiwiek sangat besar. Ia selalu datang pagi untuk penelitian. Selain mendapat bantuan dari ITS, ia dibantu oleh beberapa lab di jurusannya.
Material piezoelectric yang paling penting dalam penelitiannya pun sempat bermasalah. Khusus dipesan dari Jepang, material tersebut sempat terhambat di bea cukai Jakarta karena masalah pajak. "Seharusnya, pesanan tersebut harus bebas pajak, karena merupakan barang penelitian," jelasnya. Untuk itu, ia mengurus izin tersebut bersama pembimbingnya. Baru setelah tiga bulan berikutnya, yaitu pada awal Maret tahun kemarin, material tersebut bisa diambil.
Selama masa vakum tiga bulan, Wiwiek menggunakan kesempatan tersebut untuk melanjutkan pembuatan alat uji quarter car suspension test rig dan mekanismenya. Alat ini selesai dibuat April tahun lalu.
Kerja kerasnya sempat disinggung oleh salah seorang teman kepada promotornya, Prof Ir I Nyoman Sutantra MSc PhD. "Wiwiek ini kapan lulusnya ya Pak, kok giat sekali kerjanya," ujar Nyoman menirukan pada sidang terbuka promosi doktornya 5 Februari lalu. Bahkan, perempuan tegar ini lulus dengan predikat sangat baik alias cum laude. (nul/lis)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung