”Saya hadir untuk mengapresiasi. Saya memang mendorong staf untuk belajar dengan benar, terutama melakukan riset di Banyuwangi,” katanya saat ditemui surya.co.id, di sela-sela acara.
Menurut dia, riset yang dihasilkan Guntur ini aktual dan mampu mengatasi masalah limbah di beberapa daerah, terutama Banyuwangi. Dia mengungkapkan, di Banyuwangi ada daerah-daerah yang mengalami problem limbah cukup berat sebagai akibat dari kesalahan masa lalu.
Khusus di Muncar, menurut hasil audit Badan Lingkungan Hidup, sumber pencemarannya dari pabrik besar, sektor UMKM serta limbah rumah tangga. Selama ini, solusi yang ditawatkan baru sebatas IPAL yang membutuhkan anggaran besar.
”Pola enceng gondok yang dibuat Pak Guntur ini bisa menjadi salah satu alternatif,” katanya.
Azwar berencana mengaplikasikan temuan ini di Banyuwangi. Tetapi sebelumnya dia akan melihat tingkat efisiensinya terlebih dahulu.
”Sebagai temuan awal ini memang perlu ditindaklanjuti agar teknologi ini dipastikan efisien dan ekonomis. Kalau terbukti, mungkin bisa diaplikasikan di Banyuwangi,” pungkasnya.
Surabaya, ITS News – Tim Kuliah Kerja Nyata (KKN) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginisiasi usulan bangunan ramah lingkungan
Kampus ITS, Opini — Hari Raya Natal merupakan perayaan keagamaan umat Kristiani yang setiap tahunnya dirayakan sebagai momen refleksi
Kampus ITS, ITS News — Isu aksesibilitas dan layanan disabilitas kini tengah telah menjadi perhatian serius di berbagai perguruan tinggi.
Kediri, ITS News — Startup StrokeGuard yang didirikan oleh mahasiswa Jurusan Inovasi Digital Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menjalin