Sejak tahun 2002, MC selalu turut berpartisipasi dalam gelaran Spirit Atlantic Challenge. Prestasi yang ditorehkan pun tergolong fantastis. Pasalnya dalam beberapa gelaran terakhir, tim MC selalu konsisten dan sukses meraih juara. Terakhir, MC berhasil meraih penghargaan The Best Beautiful Boat in Contest dan Trophy of Spirit Atlantic Challenge di Bantry, Irlandia 2012 lalu.
Kali ini, tim MC fokus dalam persiapannya mengahadapi Spirit Atlantic Challenge yang akan digelar di Perancis tahun 2014 mendatang. Berbagai persiapan pun dilaksanakan, salah satunya ialah membuat kapal baru. ”Kali ini kami memang benar-benar membuat kapal dari awal, bukan memperbaiki kapal yang sudah ada,” ujar Iwan Perdana Putra, Ketua MC.
Alasan MC membuat kapal baru dikarenakan beberapa kapal yang sudah dibuat sebelumnya kini tengah dipinjamkan ke beberapa negara. Sebut saja kapal Garuda yang sudah dibeli oleh Amerika Serikat dan kapal Rojo Segoro yang dipinjam Lituania. ”Yang ada hanya kapal Meredeka, tapi kapal tersebut sudah tua karena sudah dipakai sejak 2002. Jadi kita harus membuat kapal baru,” tambah Iwan.
Sementara itu, Doni Irawan, Pimpinan Proyek dalam pembuatan kapal kali ini mengatakan, pihaknya sudah mempersiapkan kapal ini dengan matang. Ia menjelaskan, kapal ini dibuat berbahan dasar kayu dan sejauh ini mereka masih terus mencari kayu yang sesuai untuk dibuat membangun kapal. ”Untuk pencarian bahan kita langsung terjun sendiri,” tutur Doni.
Lebih lanjut, doni juga menjelaskan bahwa kapal yang dibuat kali ini berbeda dengan kapal-kapal yang telah dibuat sebelumnya. Kali ini, kapal dibuat dari berbagai jenis kayu, seperti kayu Merbau, Nyamplong, dan Mauni. Tak hanya itu, pada kapal tersebut juga akan dibuat berbagai ornamen-ornamen yang berasal dari bambu. ”Bambu itu menunjukkan ciri khas negara Indonesia,” ungkap mahasiswa Jurusan Teknik Sistem Perkapalan tersebut.
Selain beberapa hal tersebut, kapal yang dibuat kali ini akan didesain senyaman mungkin bagi pendayung. Berbeda dengan kapal-kapal pendahulunya, kapal ini tidak lagi menggunakan standar orang eropa dalam perencanaannya. ”Untuk kali ini kita sesuaikan dengan standar orang Indonesia agar saat mendayung lebih mudah dan lebih nyaman,” tambah Doni.
Dibutuhkan dana sekitar Rp 290 juta untuk dapat menyelesaikan pembangunan kapal ini. Rencananya, kapal akan selesai dibangun November akhir tahun ini. Sama seperti sebelumnya, MC juga masih bekerja sama dengan beberapa pihak yang bergerak di bidang kelautan. Selain didukung oleh ITS dan Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya (PPNS).
Selanjutnya, Iwan dan Doni berharap agar MC dapat selalu mengembangkan sayapnya selebar mungkin. Mempertahankan gelar merupakan kewajiban bagi mereka. Selain itu, misi menjadi yang terbaik di Perancis adalah prioritas terdepan saat ini. ”Tahun lalu kita masuk 10 besar dunia, untuk tahun depan kita targetkan masuk lima besar,” ujar Iwan. (guh/ald)