Tercatat sebanyak 551 proposal PKM dari ITS yang disetujui Dikti untuk mendapatkan pendanaan sebelum dinyatakan lolos ke ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas). Jumlah tersebut membawa ITS mengungguli UGM dengan 450 karya, Universitas Brawijaya dengan 389 karya, Universitas Negeri Semarang dengan 365 karya dan IPB sebanyak 351 karya. Untuk tahun ini jumlah PKM yang didanai Dikti dari seluruh universitas sebanyak 7.024 proposal dari sekitar 32.000 proposal yang diajukan.

Angka 551 proposal PKM ITS tersebut terdiri dari 159 PKM di bidang Kewirausahaan, 144 di bidang Penelitian 165 di bidang Karca Cipta dan 56 PKM Pengabdian Masyarakat. Sisanya, 27 PKM di bidang Penerapan Teknologi. ”Ini merupakan kali pertama ITS menempati posisi terbanyak yang didanai, ini jelas menjadi perkembangan yang sangat bagus bagi ITS,” tutur Drs Bandung Arry Sanjoyo MIKomp, Kepala Pusat Pembinaan Aktivitas Mahasiswa ITS.

Jumlah proposal yang disetujui untuk didanai tersebut merupakan bagian dari 1.425 proposal PKM yang diajukan oleh para mahasiswa ITS sebelumnya. Tahun lalu, jumlah proposal PKM dari ITS yang didanai sebanyak 590 PKM dan berhasil lolos ke Pimnas sebanyak 41 PKM. Jumlah sekarang memang sedikit lebih rendah dibanding tahun lalu. Namun secara peringkat bisa lebih tinggi dari tahun lalu yang hanya menempati posisi kedua setelah UGM.

Untuk tahun ini, menurut Bandung, target yang bisa lolos Pimnas juga agak turun dibanding tahun lalu. Yakni, ditarget sebanyak 40 PKM. ”Kami cukup menargetkan 40 PKM saja untuk bisa lolos ke Pimnas nantinya tapi dengan harapan bisa meraih peringkat pertama di Pimnas,” tandas dosen jurusan Matematika ITS ini optimis.

Bila tahun lalu pendanaan yang diberikan Dikti maksimal Rp 10 juta per PKM, tahun ini diusulkan untuk bisa maksimal Rp 12 juta per PKM. Tapi hingga saat ini masih belum ada keputusan pasti dari Dikti tentang nilai pendanaan yang akan diberikan nantinya. Namun, Dikti sudah meminta agar PKM-PKM yang mendapat pendanaan ini bisa segera dikerjakan pada Februari ini. ”Rencananya monev (monitoring dan evaluasi, red) akan dilakukan Dikti pada Mei mendatang,” ucap Bandung. (*/ran)