ITS News

Sabtu, 20 Desember 2025
20 Februari 2013, 10:02

Tips Lolos Seleksi Study in Holland

Oleh : Dadang ITS | | Source : -

Mira Indrarini, pemateri pada sesi ini, mengatakan bahwa untuk bisa lolos seleksi perlu persiapan yang matang. ”Untuk itu, persiapan harus dimulai dari sekarang,” ujar perwakilan Nuffic Neso Indonesia ini. Minimal, applicant sudah harus menyiapkan seleksi sejak empat sampai enam bulan sebelum open recruitment beasiswa.

Pertimbangan waktu tersebut didasarkan pada berbagai faktor termasuk persoalan administratif. Seperti mengurus letter of acceptance, mengurus surat rekomendasi universitas asal, menerjemahkan berkas berkas akademik ke bahasa Inggris dan meningkatkan skill bahasa Inggris. 

Khusus letter of acceptance, Mira menyarankan harus mempertimbangkan jadwal yang tepat. ”Biasanya, jika meminta letter of acceptance pada bulan Januari bakal diproses cepat, hanya seminggu,” ucapnya. Kondisi ini bisa terjadi karena pada saat tersebut belum musim-musimnya pembukaan program beasiswa. Berbeda ketika bulan Maret atau April, proses keluarnya letter of acceptance bisa memakan waktu lama. Bahkan bisa mencapai dua atau empat minggu.
Selain itu, yang perlu dipersiapkan adalah gaya belajar pelamar beasiswa. ”Gaya belajar sudah harus diubah dari sekarang,” lanjut Mira. Oleh sebab itu, menurut Mira, rajin belajar harus sudah dimulai sejak sarjana. Begitu juga bagi yang ingin melanjutkan master, maka harus rajin belajar sejak master. Dan yang tak kalah penting, IPK yang harus disiapkan adalah 3,5.  
Kemampuan bahasa asing juga menjadi kemampuan yang wajib dikuasai calon pelamar beasiswa luar negeri. Terutama dari segi menulis. Hal ini sangat berpengaruh pada pengerjaan tesis untuk program pascasarjana. ”Perlu diketahui, ternyata mahasiswa dari negara lain seperti China dan Italia, lebih medok daripada mahasiswa Indonesia sendiri,” kata Mira.
Mira mengatakan bahwa pemberi beasiswa tidak melulu melihat kompetensi applicant dari berkas administrasi saja. Meskipun nilai akademik biasa-biasa saja, tapi jika bisa mengoptimalkan aspek motivation essay, seorang aplicant bisa diterima untuk mendapatkan beasiswa.

Untuk itu, mengolah konten esai sangat penting. Bagaimana cara kita menulis keunikan diri serta mendeskripsikan motivasi yang besar terhadap keinginan melanjutkan studi di Belanda. ”Meskipun dari keluarga miskin, tapi jangan pula menulis sad story dalam esai motivation statement,” ujar Mira. Strategi itu belum tentu berhasil. Justru banyak yang tidak lolos dengan strategi tersebut.

Di sisi lain, pemberi beasiswa beasiswa Belanda lebih mencari applicant yang prestatif, unik, dan mempunyai minat yang tinggi. Selain dari berkas-berkas akademik dan non akademik, faktor-faktor tersebut bisa terlihat dari wawancara, jika ada, dan esai motivation statement.
Berbeda dengan yang aspek lainnya,seorang applicant tidak perlu terlalu bergantung dengan program beasiswa dari Nuffic Neso ataupun dari pemerintah Indonesia. Pelamar beasiswa bisa berinisiatif dengan langsung menanyakan program beasiswa ke pihak universitas yang dituju. (nul/fz)

Berita Terkait