TEDx adalah sebuah acara yang mendatangkan beberapa pembicara yang dapat menginspirasi orang lain hanya dalam waktu minimal 10 menit. Dalam acara TEDx ITS sebelumnya yang digelar dengan tema A Passionated Way, ITS mengundang tujuh pembicara dari bidang apapun. Para pembicara tersebut berbicara tentang passion yang mereka miliki masing-masing. Di antaranya, yakni Prof Gamantyo Hendrantoro dengan hobi musik rock progressive yang ia gandrungi sejak zaman kuliah.
Berbeda dari TEDx ITS sebelumnya, tema yang diambil bukan mengarah pada passion lagi. Irmasari Hafidz SKom MSc, co-founder TEDx ITS mengatakan bahwa hingga saat ini tema masih dirahasiakan. Meski begitu, Irma memberikan sebuah clue, bahwa tema TEDx selanjutnya berkisar tentang mimpi. Sementara dari segi pembicara, menurut Irma, tidak akan jauh berbeda dari TEDx sebelumnya. ”Karena kita ini di ITS, tentunya lebih menonjolkan sisi institusi ITS,” jelasnya.
Hingga saat ini, tim TEDx ITS telah memiliki 10 wish-list pembicara yang ingin mereka datangkan. Tiga di antaranya, yakni dosen ITS. Satu di antaranya, seorang penyiar televisi, satu yang lainnya adalah penulis terkenal dan tentu saja ada juga mahasiswa ITS. ”Semuanya masih rahasia karena belum pasti hingga sekarang,” tuturnya.
Kuota peserta yang sekarang disediakan pun lebih banyak, yakni 250 kursi. Sedangkan, peserta TEDx ITS sebelumnya mencapai angka 140 peserta. Padahal, standar dari pengelola acara TEDx adalah hanya diikuti oleh 100 orang untuk gelaran acara pertama sebuah event TEDx. ”Dulu itu saya sudah melanggar karena banyak yang ingin ikut. Bahkan ada yang datang jauh-jauh dari Banten, Ponorogo, dan sebagainya,” ujarnya.
Pada saat TEDx ITS pertama dihelat, Rektor ITS, Prof Dr Ir Tri Yogi Yuwono DEA berharap acara TEDx ITS selanjutnya dapat dihelat dengan bahasa Inggris. Namun, Irma merasa belum siap jika menggelarnya dalam bahasa Inggris sekarang. Sebab, hal ini berhubungan langsung dengan kenyamanan dari pembicara acara ini sendiri. ”Kalau pembicaranya tidak ingin, kan kita nggak enak juga kalau memaksa,” ujar dosen Jurusan Sistem Informasi ini.
TEDx Bukan Asal Menggelar Event
Irma pun berkisah bagaimana ia dapat mengadakan acara TEDx di ITS. Rupanya, ada sebuah prasyarat untuk panitia sebelum menyelenggarakan even TEDx. Yakni, telah pernah mengikuti event TEDx meskipun hanya satu kali. Beruntung, Irma pernah mengikuti event TEDx Ubud sebelumnya, sehingga ia dapat menggelar event yang sama di ITS. ”Untungnya pada saat itu waktunya pas dan saya bisa datang ke Bali,” ungkapnya sambil tersenyum.
Tidak berhenti sampai di situ, perjuangan pun dilanjutkan dengan mendaftarkan TEDx ITS agar dapat menjadi event yang sah dari TEDx dunia. Irma pun mengirim seluruh prasyarat dari TEDx agar bisa mendapatkan legalitas dan masuk ke website TED tersebut. ”Alhamdulillah, dua minggu sebelum event TEDx ITS digelar, sudah disetujui,” paparnya.
Dalam TEDx ITS kali kedua ini, Irma ingin berfokus pada memperbaiki kualitas video yang mereka hasilkan. Sebab, video tersebut lah yang nantinya akan menjadi penilaian dari pihak TEDx pusat. ”Video itu juga yang nantinya akan disaksikan oleh banyak orang dari penjuru dunia,” pungkasnya. (fin/esy)
Jakarta, ITS News — Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menorehkan prestasi nasional dengan memborong empat penghargaan pada ajang Anugerah
Kampus ITS, ITS News — Sebagai bentuk dukungan terhadap riset energi bersih, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menerima kunjungan
Kampus ITS, ITS News — Perpustakaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menegaskan perannya dalam memperkuat ekosistem riset kampus
Kampus ITS, ITS News – Ikatan Orang Tua Mahasiswa (Ikoma) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menunjukkan komitmennya dalam mendukung